Indonesia Surplus Beras, Ini Penjelasan Ketua KTNA!

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com, Jakarta – Diketahui bahwa di awal 2017 ini, dibeberapa provinsi di Indonesia saat ini tengah mengalami surplus surplus pada Gudang Bulog. Di sisi lain Winarno Tohir, Ketua  Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional menilai bahwa saat ini dalam harga gabah sendiri, terhadap petani telah megalami penurunan dari harga normal yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp. 3.700/kg.

Sementara Dwi Andreas, Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia mengatakan bahwa pemerintah tidak kurat dalam mengeluarkan data mengenai surplus beras tersebut.

Menanggapi tudingan ini Winarno mengatakan kalau dalam bulan ini memang Indonesia sedang mengalami surplus terhadap  beras.

“Bulan Februari hingga April adalah masa panen raya padi. Dan memang terjadi penurunan harga gabah di beberapa wilayah di Indonesia dari harga standar,”kata Winarno seperti dilansir rmol.co, Jumat (3/2).

Dijelaskan Winarno bahwa di tahun 2016 penurunan harga gabah kerap terjadi karena pada tahun tersebut indonesia tengah mengalami paceklik beras.

Dia juga menjelaskan penurunan harga gabah terjadi di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, seperti seperti Blora, Demak dan Grobokan, yang disebabkan oleh penuhnya gudang bulog di tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Harga tersebut berkisar antara Rp 2.900 hingga Rp 3.300.

Winarno jelaskan, di tingkat petani, pihaknya telah memantau harga Gabah Kering Panen (GKP) cukup variatif. Seperti harga GKP di Purworejo berkisar Rp 3.300/kg, Jepara berkisar Rp 3.400, Kendal berkisar Rp 3.600, Banjarnegara berkisar Rp 3.500, Grobogan berkisar Rp 3.500, Rembang berkisar Rp 3.500, dan di Tuban berkisar Rp 3.700.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini