Bupati Aceh Tenggara Harap Prabowo Jadi Presiden Seumur Hidup, di Tengah Duka Banjir Besar Sumut–Aceh

Breaking News
- Advertisement -

 

Mudanews.com Jakarta – Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke wilayah bencana di Sumatera Utara dan Aceh berbuntut pernyataan mengejutkan dari Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry. Saat mendampingi Presiden meninjau pengungsian di Kutacane, Pulo Sanggar, Senin (1/12/2026), Salim terang-terangan menyatakan harapannya agar Prabowo dapat menjadi “presiden seumur hidup”.

Dalam sambutannya yang terekam dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Salim Fakhry mengaku kehadiran Prabowo di Aceh Tenggara merupakan peristiwa yang tidak pernah terbayangkan.

“Rakyat dan masyarakat Aceh Tenggara hari ini bersyukur. Tidak pernah terbayang di hati kami seorang pemimpin negara, seorang Presiden hadir di Kabupaten Aceh Tenggara,” ucap Salim.

Menurutnya, kedatangan Kepala Negara telah mengobati hati masyarakat, khususnya mereka yang sebelumnya memilih Prabowo pada Pilpres lalu.

“Intinya, kehadiran Bapak sebagai pemimpin negara mengobati hati rakyat Aceh Tenggara yang dulu setia memilih Bapak Presiden,” lanjutnya.

Pernyataan paling mencolok datang kemudian.
“Tidak ada presiden seperti Beliau, menyapa rakyat. Insya Allah… kalau bisa Pak Prabowo jadi presiden seumur hidup,” kata Salim.

Prabowo: Situasi Memburuk, Tapi Warga Tetap Tersenyum

Menanggapi sambutan tersebut, Presiden Prabowo tidak menanggapi soal “presiden seumur hidup”, namun menekankan kondisi warga yang tetap tabah.

“Walaupun saudara-saudara mengalami musibah, masih semangat, masih menerima saya dengan senyum. Terima kasih luar biasa,” ujarnya.

Sebelum tiba di Aceh Tenggara, Prabowo lebih dulu meninjau Tapanuli Tengah, salah satu wilayah paling parah terdampak banjir bandang dan tanah longsor. Ia menyebut banyak korban yang masih dalam kondisi terguncang.

“Pemerintah sudah berbuat yang terbaik,” tegasnya di Bandara Sisingamangaraja XII, Tapanuli Utara.

Skala Bencana Mengerikan: 442 Orang Meninggal, 402 Hilang

Berdasarkan laporan BNPB yang disampaikan Kepala BNPB Suharyanto, total korban tewas di Sumut, Sumbar, dan Aceh mencapai 442 orang, sementara 402 masih hilang. Ratusan daerah terisolasi akibat akses jalan dan jembatan terputus.

Krisis pangan melanda beberapa titik terisolasi, aliran listrik padam, jaringan komunikasi terputus, dan pasokan BBM tersendat. Di Medan, antrean SPBU mengular dan bensin eceran melambung hingga Rp 50.000 per liter.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengakui pemerintah kurang siap menghadapi bencana besar yang terjadi secara cepat dan berskala luas.

Operasi Besar Pemerintah: Hercules Dikerahkan, Kapal BBM Tembus Sibolga

Dalam kunjungan kerjanya, Presiden Prabowo meninjau langsung titik-titik terdampak bersama Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan, Gubernur Sumut Bobby Nasution, dan Pangdam I/BB Mayjen Rio Firdianto.

“Banyak jalur masih terputus, tapi kita segera melakukan segala upaya,” tegas Prabowo.

Salah satu kendala paling serius adalah keterbatasan BBM. Pemerintah pusat kemudian mengerahkan segala sumber daya:

Kapal besar berhasil merapat ke Pelabuhan Sibolga membawa pasokan BBM.

Pesawat Hercules TNI AU diterbangkan setiap hari membawa logistik dan kebutuhan dasar.

Upaya pembukaan akses darat terus dilakukan di Titik Tarutung–Sibolga yang hingga kini belum stabil.

“Saya terima kasih kepada semua instansi—TNI, Polri, PUPR, BNPB—semuanya bekerja dengan baik,” ucap Prabowo.

Kapolri: Presiden Perintahkan Semua Layanan Dimaksimalkan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan Presiden memerintahkan percepatan total dalam pemulihan wilayah bencana.

“Tadi arahan beliau untuk segera dilakukan perbaikan, termasuk kebutuhan dasar dan BBM,” ujar Kapolri di GOR Pandan, Tapanuli Tengah.

Menurutnya, seluruh kementerian, lembaga, dan pemda telah mendapatkan instruksi untuk memaksimalkan bantuan, mulai dari dapur umum, pelayanan kesehatan, hingga perbaikan jalur terputus.

“Intinya, semua kegiatan untuk membantu masyarakat harus dimaksimalkan,” tuturnya.

Akses Tapanuli Tengah Mulai Pulih

BNPB melaporkan:

73 orang meninggal,

104 hilang,

508 luka-luka di Tapanuli Tengah.

Akses udara telah dibuka, sementara beberapa titik jalur darat masih tertutup material longsor.

Situasi di Tapanuli Selatan juga mengkhawatirkan dengan 52 korban meninggal dan 48 hilang, namun jaringan listrik, air, dan internet masih berfungsi.

Kunjungan Presiden Prabowo ke Sumut dan Aceh menjadi sinyal bahwa pemerintah pusat turun langsung mengendalikan operasi kemanusiaan terbesar di Sumatera dalam beberapa tahun terakhir. Namun pernyataan Bupati Aceh Tenggara soal “presiden seumur hidup” tengah menjadi sorotan publik di tengah duka panjang bencana besar ini.(Red)

Berita Terkini