Mudanews.com, Langsa – Bantaran sungai berada di Gampong Teungoh, Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa, Aceh, kondisinya terkikis parah dan nyaris jebol.
Akibat adannya hal itu, warga setempat meminta Pemerintah Kota (Pemko) Langsa untuk segera perbaiki terkikisnya area tepi sungai (bantaran) tersebut.
“Terkikisnya bantaran sungai tersebut sudah lama terjadi. Kami meminta Pemko Langsa untuk segera memperbaiki,” kata Kepala Dusun (Kadus) Timbangan, Gampong setempat, Yusrizal, (40) kepada Mudanews.com, belum lama ini.
Yusrizal menambahkan, lamanya kondisi bantaran sungai terkikis parah digampong itu, yang hingga kini belum ada perhatian dari Pemko Langsa untuk memperbaikinya, tentu sangat dikhawatirkan oleh warga setempat.
Sebab bila kondisi bantaran itu tidak segera diperbaiki, sambung Yusrizal, tentu bisa berdampak ke areal pemukiman masyarakat setempat, karena bantaran tersebut terus mengalami erosi yang bakal tidak mampu lagi untuk menahan lupan air saat musim penghujan.
“Bila bantaran tersebut nantinya tidak mampu lagi untuk menahan lupan air saat musim penghujan, kemudian bantaran itu jebol, tentu luapan air sungai langsung membanjiri pemukiman masyarakat. Sebelum itu terjadi, kami meminta agar kondisi bantaran tersebut segera diperbaiki oleh Pemko Langsa,” ujar Yusrizal mengakhiri.
Senada dikatan Ani (28), warga yang sama berharap agar Pemko Langsa tidak berlarut lama membiarkan kondisi bantaran sungai terkikis tersebut, dan segera membuat tanggul sementara, sebelum ada pembangunan tanggul permanen pada bantaran terkikis itu.
“Sebaiknya Pemko Langsa, melalui dinas terkait harus segera berupaya untuk membangun tanggul sementara di bantaran sungai terkikis, agar biasa menjadi penyangga sementara bila terjadi luapan banjir melada sungai,” ujar Ani berharap.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kadis PUPR) Kota Langsa, Muarram, ST, M.Si ditemui Mudanews.com, guna dimintai tanggapan terkait warga meminta perbaiki bantaran sungai tersebut, mengatakan bahwa sudah banyak pihak yang melaporkan kondisi bantaran sungai terkikis itu. Namun ia mengaku, pihaknya selaku bagian dari Pemko Langsa belum bisa mengambil tindakan untuk memperbaiki bantaran sungai terkikis tersebut, karena belum ada anggaran.
“Saya sudah banyak mendapatkan laporan bahwa bantaran sungai digampong itu terkikis parah. Namun untuk memperbaiki, belum ada anggarannya,” kata Muharram.
Untuk memperbaiki bantaran sungai yang terkikis itu, tambah Muharram, pihaknya berencana akan membuat tanggul darurat menggunakan pasir dibungkus goni untuk disusun dibantara sungai terkikis tersebut, sehingga tanggul darurat terebut bisa menjadi penyangga untuk menahan luapan air bila terjadi musim penghujan, dan juga berfungsi untuk mencegah luapan air banjir agar luapan itu tidak masuk ke areal pemukiman warga.
“Membuat tanggul darurat di bantaran terkikis itu, sudah kami rencanakan. Yang jelas, bila nanti ada anggaran di Anggaran Pendapatan Belanja Kota – Perubahan (APBK-P) tahun 2025 ini, kita akan segera memperbaik bantaran tersebut,” terangnya.
Selain pihaknya berencana membuat tanggul darurat di bantaran terkikis tersebut, sambung Muharram, Pemko Langsa pada Anggaran Pendapatan Belanja Kota (APBK) Langsa tahun 2026, telah menggarkan dana Rp 3 Miliar untuk membangun tanggul permanen di bantaran sungai terkikis tersebut.
“Alhamdulillah. Wali Kota Langsa, pak Jeffry Sentana, sudah menganggarkan dana sebesar Rp 3 Miliar pada APBK Langsa tahun 2026 mendatang, untuk pembangunan tanggul permanen diarel bantaran sungai yang terkikis tersebut,” kata Muharram mengakhiri. (St).
