Mudanews.com – Aceh Tamiang | Selasa (26/8/2025), pagi itu SMPN 1 Kualasimpang dipenuhi hiruk-pikuk aktivitas sekolah. Namun di salah satu ruang kelas, suasana berbeda terasa hangat dan serius. Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon SH, hadir untuk kegiatan reses, duduk di tengah-tengah guru, orang tua murid, dan tokoh masyarakat, siap mendengar langsung aspirasi warga.
“Reses ini bukan sekadar rutinitas. Ini ruang kita semua untuk berbicara demi pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,” ucap Fadlon membuka pertemuan, sambil menatap audiens yang serius tapi penuh harap.
Seorang warga langsung menanyakan soal Balai Desa Kota Lintang yang telah lama dinantikan. Fadlon menjawab dengan sabar, “Anggaran sudah ada di APBK 2025, tapi pelaksanaan tertunda karena efisiensi anggaran pemerintah pusat. Insya Allah, tahun depan bisa terealisasi, selama sesuai regulasi.” Warga mengangguk, beberapa mencatat, sementara percakapan lain mulai mengalir, membahas kebutuhan sekolah dan fasilitas belajar.
Fadlon kemudian menyoroti kondisi SMPN 1 Kualasimpang yang kini menampung 663 murid. Ia menjanjikan program revitalisasi sekolah: penambahan ruang belajar, pembangunan teras, serta fasilitas pendukung seperti meja, kursi, dan komputer untuk ujian semester. “Kami ingin memastikan semua murid baru bisa belajar nyaman tanpa ada yang terhambat,” katanya.
Kepala sekolah, Abdul Jalil, Datok Penghulu Muhammad Fadil, Ketua Komite Sulaiman, serta para guru ikut berdiskusi, menambahkan catatan dan kebutuhan nyata di lapangan. Suara-suara itu bersatu, membentuk gambaran nyata tentang tantangan pendidikan di Aceh Tamiang.
Menutup reses, Fadlon menegaskan bahwa semua aspirasi yang masuk akan dirangkum menjadi laporan resmi DPRK, menjadi tolak ukur kebijakan dan program pendidikan yang relevan. “Kita berupaya maksimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Semua suara masyarakat penting bagi kami,” pungkasnya dengan senyum hangat.
Hari itu, reses bukan sekadar kegiatan formal, tapi menjadi momen mendengar, berbagi, dan merencanakan masa depan pendidikan Aceh Tamiang—dari hati ke hati, dari ruang kelas ke dewan.
[tz]