Langkah Pagi di Kota Tua: Gagasan Bupati Armia untuk Kualasimpang

Breaking News
- Advertisement -

Mudanews.com-Feuture | Kota Kualasimpang menyambut pagi yang belum sepenuhnya bangun. Jalan-jalan masih lengang, toko-toko belum ramai, dan udara masih terasa segar. Tapi di tengah kesunyian itu, terlihat langkah pasti seorang pemimpin yang turun ke lapangan, tak hanya untuk berolahraga, tapi juga untuk melihat sendiri denyut kota yang dipimpinnya.

Senin pagi(9/6/25), Bupati Aceh Tamiang Irjen Pol. (Purn.) Drs. Armia Pahmi, MH memulai harinya dengan menyusuri beberapa ruas jalan utama Kota Kualasimpang. Ia tak sendiri. Plt. Sekretaris Daerah Adi Darma serta sejumlah pejabat teknis ikut mendampingi. Tujuan mereka bukan sekadar rutinitas olahraga, tetapi lebih dari itu—menyusun kembali visi menata kota tua yang selama ini menjadi nadi kehidupan masyarakat Aceh Tamiang.

“Kota Kualasimpang adalah kota tua yang mesti kita jaga dan lestarikan. Saya ingin Kota Kualasimpang menjadi heritage serta tujuan wisata, baik lokal maupun nasional,” ucap Bupati Armia sambil berhenti di salah satu ruas jalan yang dulu menjadi pusat aktivitas dagang.

Bagi Armia, penataan kota bukan hanya soal infrastruktur. Ini soal identitas. Kota yang baik, menurutnya, adalah kota yang mengenal dirinya, yang tahu sejarahnya, dan yang bisa menempatkan warganya dalam ruang yang tertib dan nyaman.

Penataan dengan Perspektif Jangka Panjang

Dalam peninjauan pagi itu, Armia memperhatikan banyak hal. Mulai dari kondisi saluran drainase, keberadaan lahan parkir, hingga pengelolaan sampah yang masih memerlukan pembenahan. Ia berbincang dengan warga, mendengarkan keluhan ringan dari pedagang, sambil mencatat dalam benaknya hal-hal yang harus diperbaiki.

Salah satu titik yang mendapat perhatian khusus adalah Pasar Pagi Kualasimpang. Di tempat itu, Bupati melihat langsung interaksi harian antara pedagang dan pembeli. Pasar yang hidup, katanya, mencerminkan denyut ekonomi warga. Namun tentu saja, pasar yang sehat butuh penataan.

“Pasar ini penting, tapi kita juga harus pastikan penataan jalannya baik, pedagangnya tertib, dan sampahnya terkelola. Semua harus berjalan bersama,” jelasnya.

Ia mengakui, penataan semacam ini tidak bisa dilakukan dengan pendekatan instan. Butuh perencanaan yang matang dan anggaran yang tidak sedikit. Namun, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, kata Armia, akan berupaya menjalin kerja sama dengan Pemerintah Aceh dan pusat agar rencana ini mendapat dukungan penuh.

Kota yang Dihidupkan Kembali

Gagasan menjadikan Kualasimpang sebagai kota bersejarah bukan tanpa alasan. Kota ini menyimpan banyak cerita, dari masa kolonial hingga dinamika sosial hari ini. Potensi itu, menurut Armia, harus dihidupkan kembali, bukan sekadar untuk nostalgia, tapi untuk masa depan kota.

Kota yang memiliki daya tarik wisata sejarah, ditata dengan baik, bisa menjadi sumber penggerak ekonomi baru. Wisatawan tidak hanya datang untuk melihat, tapi juga berbelanja, mencicipi kuliner lokal, dan mengenal budaya masyarakat Aceh Tamiang yang khas.

Pagi itu, Kualasimpang tak hanya disusuri oleh langkah-langkah kaki. Ia disusuri oleh niat baik dan rancangan masa depan. Mungkin tidak semua bisa langsung berubah, tapi setiap penataan selalu dimulai dari satu langkah awal. Dan langkah itu, di Kualasimpang, baru saja diayunkan oleh pemimpinnya.**(tz)

Berita Terkini