Meugang, Daging, dan Silaturahmi: Sentuhan PWI Aceh Tamiang Jelang Idul Adha

Breaking News
- Advertisement -

Mudanews.com- Aceh Tamiang |  Tradisi meugang lazim dilakukan masyarakat di Aceh menjelang hari-hari besar Islam, seperti Idul Adha. Kali ini, momentum itu dijadikan ajang berbagi dan merajut tali silaturahmi sesama awak media, yang berlangsung Kamis, 5 Juni 2025, di kantor Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Tamiang, kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten di Karang Baru.

Dalam suasana yang sederhana namun hangat, PWI Aceh Tamiang membagikan daging meugang kepada para jurnalis yang sehari-hari bertugas di wilayah itu. Bukan sekadar tradisi potong daging menjelang hari raya, kegiatan ini dimaknai sebagai bentuk berbagi dan penguatan solidaritas di tengah dinamika hidup para pekerja media yang jarang tersorot.

Ketua PWI Aceh Tamiang, Erwan, menyebutkan bahwa kegiatan ini lahir dari inisiatif internal pihaknya untuk menyemarakkan hari besar Islam dengan cara yang lebih bermakna sesama di kalangan jurnalis.

“Kami berharap, pemberian daging ini bisa membawa rasa syukur, kebahagiaan, dan keberkahan. Ini bukan soal jumlah, tapi soal kepedulian,” ujar Erwan usai menyerahkan daging secara simbolis.

Tak ada kemegahan. Tanpa panggung atau kamera resmi. Tapi di antara tawa ringan dan ucapan terima kasih yang bersahutan, terasa ada getaran kecil dari makna yang besar: bahwa wartawan juga butuh disapa, juga pantas diperhatikan.

Salah satu jurnalis yang menerima manfaat, enggan disebutkan namanya, tak mampu menyembunyikan rasa syukurnya.

“Alhamdulillah, ini sangat membantu. Meugang itu tradisi penting, tapi harga daging sekarang… bisa bikin orang mikir dua kali. Dapat bantuan seperti ini rasanya seperti tidak sendiri,” tuturnya sambil tersenyum malu.

Bagi sebagian orang, meugang mungkin hanya tentang daging. Tapi bagi komunitas kecil yang kerap berada di balik layar pemberitaan ini, momen tersebut menjadi pengingat: bahwa hidup juga butuh jeda, juga butuh kebersamaan dan perhatian.

Inisiatif PWI Aceh Tamiang ini diharapkan bisa menjadi inspirasi—bahwa nilai dari sebuah tradisi bisa ditarik lebih dalam, bukan sekadar rutinitas tahunan. Lebih dari itu, meugang bisa menjadi sarana untuk menyalakan kembali semangat kebersamaan dan gotong royong yang mulai memudar.

“Jurnalis itu pekerja garda depan informasi, tapi kadang justru paling belakang ketika bicara kesejahteraan. Semoga ini jadi awal, bukan akhir,” tutup Erwan.**(tz)

Berita Terkini