Mudanews.com–Aceh Tamiang | Dunia pendidikan di Kabupaten Aceh Tamiang kembali tercoreng. Seorang oknum kepala sekolah di SD Negeri 1 Rantau Pauh, Kecamatan Rantau, diduga melontarkan kata-kata kasar kepada sejumlah siswa sekolah dasar yang masih di bawah umur. Peristiwa itu disebut terjadi pada Sabtu, 10 Mei 2025.
Menurut informasi yang dihimpun Mudanews.com, insiden bermula ketika 12 orang siswa dipanggil ke ruang kepala sekolah karena hasil ujian akhir mereka dinilai kurang memuaskan. Namun alih-alih memberi pembinaan secara edukatif, kepala sekolah justru diduga mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang pendidik.
Salah seorang siswa yang ikut dipanggil, dengan didampingi orang tuanya, mengungkapkan isi teguran kepala sekolah kepada wartawan. Siswa itu menyebut bahwa kepala sekolah mengatakan, “mamak kalian lo*te, dan anj*,”* saat menegur para murid tersebut.
Ucapan itu sontak membuat kaget para orang tua siswa dan awak media yang mendengarnya. Selain kasar, kata-kata tersebut dianggap sangat tidak layak keluar dari mulut seorang kepala sekolah yang seharusnya menjadi teladan di lingkungan pendidikan.
Saat dikonfirmasi, kepala sekolah tidak membantah sepenuhnya. Ia mengakui pernah melontarkan kalimat tersebut, namun menyebutnya hanya sebagai bentuk perumpamaan. Anehnya, saat dimintai keterangan lebih lanjut, kepala sekolah justru berkata kepada wartawan, “kalau abang naikin ini jadi pemberitaan, Kadis kami juga tidak tinggal diam.”
Ucapan bernada tekanan itu menimbulkan kesan seolah kepala sekolah bukan hanya arogan, tapi juga berupaya menghalangi tugas pers yang tengah menjalankan konfirmasi atas laporan masyarakat.
Orang tua siswa yang turut mendampingi anak-anak mereka berharap agar Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang bertindak adil dan profesional dalam menyikapi persoalan ini. Mereka tidak ingin ada pembelaan membabi buta terhadap oknum kepala sekolah yang telah mempermalukan anak-anak mereka secara verbal.
“Kalau seperti ini terus, anak-anak jadi takut ke sekolah. Bukan dibimbing, malah dimaki,” ujar salah satu orang tua siswa dengan nada kecewa.
Dari penelusuran mudanews.com, dugaan kekerasan verbal oleh kepala sekolah berinisial N bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, sejumlah guru dan staf SD Negeri 1 Rantau Pauh juga pernah mengadukan tindakan serupa. Dalam dua dokumen berbeda yang diperoleh mudanews.com lebih dari sepuluh orang telah menandatangani laporan tertulis yang ditujukan kepada instansi terkait. Mereka meminta agar dugaan kekerasan verbal itu segera ditindaklanjuti, karena telah menyebabkan keresahan dan berdampak pada suasana kerja para guru.
Dokumen itu menunjukkan bahwa peristiwa serupa pernah terjadi pada Juli 2024. Saat itu, para guru menyatakan keberatan terhadap perlakuan kepala sekolah yang dianggap merendahkan martabat mereka. Pernyataan bersama yang ditandatangani belasan orang itu menjadi bukti bahwa masalah ini sudah berlangsung cukup lama.
Kasus ini menambah daftar panjang persoalan moral di dunia pendidikan daerah. Publik tentu berharap agar kepala daerah dan pihak terkait tidak menutup mata, karena persoalan ini menyangkut pembentukan karakter generasi muda yang seharusnya dilandasi oleh keteladanan, bukan cacian.**(tz)