Mudanews.com – Aceh Tamiang | Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Aktivis Rakyat Aceh Tamiang (LSM GARANG), Chaidir Azhar, S.Sos, angkat bicara soal stagnasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Aceh Tamiang. Ia menilai, keberadaan BUMD yang semestinya menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), justru belum menunjukkan kontribusi yang signifikan hingga saat ini.
Hal itu disampaikan Chaidir atau akrab disapa Ai kepada Mudanews dalam perbincangan ringan Sabtu(18/04/2025) di salah satu kafe di Karang Baru, Aceh Tamiang.
“BUMD kita seolah hilang dari permukaan. Tidak jelas arah dan kontribusinya terhadap PAD daerah,” kata Chaidir.
Chaidir mengungkapkan, terdapat empat BUMD di Kabupaten Aceh Tamiang yakni PT Kuala Simpang Petroleum, PT Petroleum Tamiang Raya, PT Rebung Permai, serta Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tamiang. Namun, keempatnya belum memberikan kontribusi nyata terhadap PAD.
“Kalau terus seperti ini, bukan hanya daerah yang kehilangan modal, tapi juga akan kehilangan kepercayaan publik. Ini masalah serius,” tegasnya.
Ia menyebut, pembentukan BUMD di Aceh Tamiang didasarkan pada Qanun Nomor 7 Tahun 2008. Namun sayangnya, menurut dia, hingga kini belum ada satu pun perusahaan daerah tersebut yang berada dalam kondisi manajerial dan keuangan yang sehat.
“PT Rebung Permai dan PT Petroleum Kualasimpang Raya contohnya. Sampai sekarang, belum jelas laporan perkembangan dan kontribusinya terhadap PAD. Apakah mereka menghasilkan atau justru merugi?” tanya Chaidir.
Kritik juga disampaikan terhadap PDAM Tirta Tamiang. Selain diduga merugi, Chaidir menyoroti buruknya pelayanan air bersih yang kerap menjadi keluhan masyarakat.
“PDAM satu-satunya penyedia air bersih, namun faktanya sering jadi momok karena pelayanan tidak maksimal. Kita juga ingin tahu, berapa sebenarnya keuntungan perusahaan ini tiap tahun? Apakah menyumbang PAD atau sebaliknya?” ujarnya.
Menurut Chaidir, akar dari berbagai persoalan BUMD adalah lemahnya kepemimpinan dan minimnya penggunaan teknologi serta inovasi dalam pengelolaan perusahaan.
“Oleh karena itu, kami dari LSM Garang merekomendasikan kepada Bupati Aceh Tamiang Drs. Armia Pahmi, MH, agar mulai memberikan ruang kepada anak muda untuk memimpin BUMD dan PDAM,” ujarnya.
Chaidir yakin, anak-anak muda Aceh Tamiang memiliki kapasitas dan jaringan yang luas, serta mampu menghadirkan tata kelola perusahaan yang lebih modern dan transparan.
“Hanya saja mereka selama ini belum pernah diberi kesempatan. Padahal mereka adalah kekuatan pembangunan. Kami percaya, jika diberi kepercayaan, mereka bisa membawa perubahan besar,” tandasnya.
“Ayo percaya pada generasi muda, tentu dengan catatan memiliki integritas, moralitas, dan amanah,” tutup Ai, sapaan akrabnya.**(tz)