Talkshow Ramadhan IKADA: Menyelamatkan Generasi Muda di Era Digital, Pemerintah Diminta Lebih Hadir

Breaking News

- Advertisement -

Mudanews.com-Aceh Tamiang | Ikatan Alumni Darul Huda Lueng Angen (IKADA) sukses menggelar Talkshow Ramadhan di Kupi Disini Official, Tualang Cut 21 Maret 2025 menghadirkan diskusi mendalam tentang tantangan dan solusi dalam membimbing generasi muda di era digital. Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh pesantren terkemuka, termasuk:

Ayah Ramli (Pimpinan Dayah Al Azhar Al Aziziyah)

Abi Syarkawi (Pimpinan Dayah Jamilul Huda)

Abi Syahrul Rajab (Tokoh Agama Tualang Cut)

Tengku Muarif (Pimpinan Dayah Raudhatun Najah Tsani Al Aziziyah) sebagai moderator

Meskipun diskusi berlangsung dengan antusiasme tinggi, perhatian pemerintah terhadap acara ini dinilai masih sebatas “melirik” tanpa dukungan konkret.

Teknologi Digital: Peluang atau Ancaman?

Dalam talkshow tersebut, Abi Syahrul Rajab menyoroti pengaruh besar dunia digital terhadap anak muda.

Dunia digital menawarkan banyak peluang, tetapi juga ancaman serius. Jika tidak diarahkan dengan baik, generasi muda akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang merusak moral daripada untuk belajar dan berkarya,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya bimbingan dari keluarga, guru, dan lingkungan agar anak muda tidak terjebak dalam pola hidup konsumtif dan kehilangan nilai-nilai agama. Maraknya judi online dan kecanduan game menjadi perhatian khusus.

Judi online bukan sekadar permainan, tetapi telah menjadi penyakit sosial yang menghancurkan ekonomi keluarga dan moral pemuda. Ini harus menjadi perhatian serius bagi kita semua,” tegasnya.

Pesantren: Benteng Moral Generasi Muda

Sementara itu, Ayah Ramli menegaskan bahwa pesantren harus menjadi benteng utama dalam membangun karakter pemuda.

Pesantren adalah pusat pendidikan moral dan akhlak. Jika ingin menyelamatkan generasi muda dari pengaruh negatif teknologi, maka perkuatlah peran pesantren dalam kehidupan mereka,” katanya.

Ia juga berharap pemerintah tidak hanya sekadar memberi perhatian, tetapi juga memberikan dukungan nyata, seperti bantuan fasilitas, beasiswa santri, dan program pemberdayaan ekonomi berbasis syariah.

Momentum Ramadhan: Waktu untuk Berbenah

Dalam kesempatan yang sama, Abi Syarkawi mengajak generasi muda untuk menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk beramal dan berkontribusi bagi masyarakat.

Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga momen untuk meningkatkan keimanan, kepedulian sosial, dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan, termasuk judi online dan kecanduan dunia maya,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa anak muda harus berperan aktif dalam pembangunan bangsa, bukan hanya menjadi pengguna pasif teknologi.

Pemerintah: Perhatian Saja Tidak Cukup

Di tengah diskusi yang penuh semangat, muncul kritik terhadap sikap pemerintah yang dinilai hanya sekadar “melirik” tanpa tindakan nyata.

Kami sangat menghargai perhatian pemerintah terhadap kegiatan ini, tetapi perhatian saja tidak cukup. Generasi muda butuh program nyata, bukan sekadar apresiasi tanpa aksi,” ujar Tengku Muarif sebagai moderator.

Peserta talkshow berharap pemerintah bisa lebih aktif dalam:

Menyediakan program edukasi digital berbasis Islam

Mendukung pesantren dengan fasilitas yang lebih baik

Menggalakkan kampanye melawan judi online dan kecanduan game

Menciptakan ruang-ruang produktif bagi generasi muda untuk berkarya

Kesimpulan dari Talkshow Ramadhan ini jelas: Jika ingin menyelamatkan generasi muda, harus ada sinergi antara pesantren, masyarakat, dan pemerintah—bukan hanya perhatian sekilas, tapi aksi nyata.**()

Iq : Kupi Disini Official – Tempat Inspirasi, Ngopi, dan Berbagi Ilmu!

Berita Terkini