Sungai Idi Tercemar Parah, Ancaman Serius bagi Lingkungan dan Masa Depan

Breaking News

- Advertisement -

Mudanews.com – IDI Aceh Timur | Pencemaran sungai Idi, Aceh Timur, yang terjadi dari hulu hingga hilir semakin memprihatinkan. Sampah rumah tangga, limbah plastik, hingga oli bekas dari aktivitas bongkar muat kapal nelayan di pelabuhan perikanan Nusantara Idi menjadi penyebab utama kerusakan ekosistem sungai ini.

“Sungai Idi kini sangat memprihatinkan. Di hulu penuh sampah rumah tangga, sedangkan di hilir dipenuhi limbah dari kapal nelayan. Sungai ini bisa saja menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar ke laut,” ujar Jamal, warga Dusun Calok Geulima, Gampong Jawa, Kecamatan Idi Rayeuk, Jumat (3/1).

Pencemaran tersebut berdampak luas, mulai dari menurunnya kualitas air, terganggunya biota sungai, hingga ancaman banjir akibat aliran yang tersumbat. “Dulu, air sungai Idi sering digunakan untuk mencuci dan mandi. Sekarang airnya keruh dan bau, tidak layak lagi dipakai,” tambah Jamal.

Selain itu, limbah oli bekas yang tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3) turut mencemari sungai. Limbah ini mengandung zat kimia berbahaya seperti logam berat dan hidrokarbon yang berpotensi merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan.

Peran Pemerintah Diperlukan

Menurut Jamal, pencemaran ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah. “Pemkab Aceh Timur melalui dinas terkait harus aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat, agar tidak membuang sampah ke sungai. Selain itu, perlu juga ditempatkan tong sampah di titik-titik strategis dan diberikan himbauan kepada pemilik kapal serta tempat pembongkaran ikan untuk tidak membuang limbah ke sungai,” jelasnya.

Ia menegaskan, jika tidak ada tindakan tegas, maka dampaknya akan semakin parah di masa depan. “Kita harapkan pemerintah tidak diam dan menutup mata terhadap persoalan ini. Jangan biarkan pencemaran ini menjadi warisan buruk bagi anak cucu kita,” tutupnya.

Sungai Idi, yang dulunya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat, kini berubah menjadi ancaman bagi lingkungan. Kesadaran kolektif dan aksi nyata dari semua pihak menjadi kunci utama untuk mengembalikan kelestarian sungai ini.**

Berita Terkini