Mudanews.com Aceh Tamiang | Pertamina EP Rantau Field, bagian dari Pertamina Hulu Rokan Zona 1, terus berkomitmen meningkatkan kontribusi dalam mencapai target produksi migas nasional. Salah satu inovasi terbaru yang dilakukan adalah pengembangan metode “We Are Fines,” sebuah continuous improvement yang berfokus pada penanganan masalah kepasiran (sand production) yang kerap terjadi di lapangan migas mature.
Lapangan migas yang dikelola oleh Pertamina EP Rantau tergolong mature, sehingga menghadapi tantangan berupa Loss Production Opportunity (LPO) akibat kepasiran. Berdasarkan data Pertamina EP Rantau, potensi kehilangan produksi dari 2019 hingga 2022 mencapai 62%. Metode We Are Fines dikembangkan sebagai solusi untuk menekan angka tersebut melalui pengelolaan reservoir secara optimal, mencakup analisis geologi dan perencanaan pengembangan yang lebih efisien.
Metode ini memanfaatkan hasil studi dari LEMIGAS yang menunjukkan bahwa penggunaan Potassium Klorida (KCl) dapat memberikan efek positif pada reservoir migas. KCl yang bersifat hipertonis bekerja melalui proses osmosis, membantu mencegah terjadinya swelling pada formasi batuan dan mengurangi kemungkinan terproduksinya pasir ke permukaan. Di lapangan Rantau yang memiliki kandungan tanah liat tinggi, metode We Are Fines memanfaatkan KCl dengan konsentrasi 2 hingga 7% untuk mengatasi masalah swelling dan meningkatkan efisiensi produksi.
“Keberhasilan metode We Are Fines dalam menentukan kandungan tanah liat di setiap lapisan batuan diharapkan dapat mempertahankan operasi produksi di Field Rantau dan direplikasi ke lapangan migas mature lainnya,” ujar Feruz Kausar, Petroleum Engineering PEP Rantau.
Salah satu bukti keberhasilan metode ini terlihat di sumur P-455. Sebelum penerapan metode We Are Fines, masa produksi (run life) sumur ini hanya mencapai kurang dari 90 hari, dengan pasir setinggi 126 meter terdeteksi di dalam lubang sumur. Setelah aplikasi KCl dengan konsentrasi 7%, run life sumur meningkat menjadi 222 hari dan sumur tetap berproduksi hingga kini.
Manager Pertamina EP Rantau, Tomi Wahyu Alimsyah, menyampaikan apresiasinya terhadap keberhasilan inovasi ini. “Saya sangat mengapresiasi keberhasilan metode We Are Fines dalam menangani permasalahan kepasiran yang pada periode 2019 dan 2022 sempat membuat Loss Production Opportunity meningkat di atas 50%. Inovasi ini merupakan hasil kerja pintar para perwira kami dalam menjaga produksi di lapangan Rantau,” ujar Tomi.
Metode We Are Fines telah membuktikan efektivitasnya dalam mengurangi Loss Production Opportunity, meningkatkan masa produktif sumur, serta mengurangi frekuensi pekerjaan rig. Keberhasilan ini membuka peluang implementasi di lapangan migas mature lainnya yang menghadapi permasalahan serupa.**(tz)