Tahun Baru Islam Menjadi Momentum Muhasabah Sebagai Pribadi Muslim 

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Tahun Baru Islam 1441 Hijriah kali ini bertepatan dengan tanggal 1 September 2019 Masehi. Tahun baru yang “dirayakan” oleh segenap umat muslim disuruh penjuru dunia terlebih indonesia bahkan di ruang lingkup terkecil keluarga muslim.
Lantas apa kaitan tahun baru islam dengan konteks muhasabah. Sebelum kita mengkaitkan konteks muhasabah dengan tahun baru islam. Ada baiknya kita melihat terlebih dahulu arti kata muhasabah itu sendiri.

Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata, “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT”. (HR Imam Tarmidzi)

MUHASABAH. Kata-kata ini pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita, biasanya kita sering mendengar seorang pemuka atau tokoh agama sebelum dia memanjatkan do’a dia berkata “….. sebelum kita memanjatkan do’a marilah kita bermuhasabah diri sejenak ……”. Tapi apa sebenarnya makna dari muhasabah itu sendiri dan apa tujuannya??? Kebanyakan dari kita menafsirkan bahwa muhasabah itu sendiri adalah mengoreksi/ introspeksi diri atau mengingat serta menyesali kesalahan-kesalahan dan dosa- dosa yang telah kita perbuat.

Dalam bahasa Arab, kata muhasabah adalah bentuk jamak dari kata muhasaba yang berasal dari kata hisab yang artinya perhitungan atau hasaba yang artinya menghitung.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata muhasabah diartikan sebagai introspeksi.

Sedangkan kata introspeksi diartikan sebagai peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dsb) diri sendiri. Dengan bermuhasabah inilah seseorang mampu mengetahui siapa dirinya sebenarnya, serta apa potensi yang ada dalam dirinya yang secara langsung akan berdampak pada prilaku, sikap dan ucapan. Karena prilaku, sikap dan ucapan seseorang itu diukur berdasarkan potensi dirinya sendiri.
Karena muhasabah adalah alat untuk mengetahui dan mengenal diri sendiri serta potensi diri, maka inilah(muhasabah) yang harus kita lakukan untuk mengetahui sejauh mana keimana kita, alangkah lebih baik apabila kita mengukur/ menghitung kadar keimanan kita sendiri dulu sebelum Allah SWT menghisab iman kita (tulisan muhasabah, diambil dari tulisan yusuf rianto kompasiana).

Jika muhasabah ini dipraktekkan dalam momentum tahun baru dalam semangat tahun baru tentunya ditahun kedepan yang akan kita hadapi. Maka kita akan melaluinya dengan segala kebaikan dan apa yang kita lakukan akan selalu penuh perhitungan apakah yang dilakukan benar atau salah, tentunya mengacu kepada kebenaran Absolut kebenaran yang benar menurut Allah SWT dan salah menurut Allah SWT. Dalam cahaya petunjuk Rasullullah SAW dan para ulama pewaris rasul.

Apalagi jika kita kaitkan dengan diri sebagai muslim sesuai hadis nabi
ALMUSLIMU MAN SALIMAL MUSLIMUUNA MIN LISAANIHI WAYADIHI

Artinya: “Seorang muslim (yang baik) adalah yang kaum muslimin selamat dari keburukan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari no 10)

Maka lengkaplah nilai plus dari muhasabah menjadikan kita pribadi muslim.

Maka itu, mari jadikan Tahun baru islam 1441 Hijriah menjadi momentum muhasabah sebagai pribadi muslim sehingga kita menjadi pribadi muslim yang baik dimanapun kita berada (dirumah, di kantor, di masyarakat bahkan berbangsa dan bernegara) dan saat kapanpun (sendiri maupun dikeramaian).

Selamat Tahun Baru Islam 1441 Hijriah kepada seluruh muslimin dan muslimat seluruh dunia.

Penulis adalah Heru Ramadhani SPdI (aktifis sosial, aktifis muda Islam, Guru agama Islam SMK Negeri 1 Stabat dan aktif sebagai Pengurus Bidang Agama DPD KNPI Kabupaten Langkat dan Pengurus DPD BKPRMI Langkat)

- Advertisement -

Berita Terkini