Berilah Kepada Mereka, Jangan Meminta 

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu kebahagiaan akherat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan dunia, dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai terhadap orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas: 77)

Dari Hakim bin Hizam Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya.”

Kini kita saling menuntut dan merasa memiliki jasa besar apakah itu dalam hal mengurus bangsa, negara, organisasi ataukah rumah tangga. Sehingga melahirkan klaim yang menyebabkan runtuhnya mental dan karakter diri kita sendiri akibat ego pribadi yang terlampau tinggi untuk minta dihargai sebagai pejuang, pahlawan, penyelamat, dll.

Padahal kita meyakini bahwa mental dan karakter yang baik adalah ketika kita berani mengambil peranan dan memberi dengan hati yang tulus dan ikhlas demi terwujudnya sebuah kedamaian, keteduhan, kesejukan dan kebahagiaan dalam berbangsa, bernegara, berorganisasi bahkan sampai berumah tangga. Tapi kita lebih senang meminta untuk dipandang, dihargai, dihormati, dimuliakan dan di puji oleh manusia lainnya. Sehingga mengakibatkan kelemahan dan runtuhnya nilai-nilai dan norma-norma kebaikan yang terkandung dalam hati sanubari terdalam.

Seorang Fakir berkata: “aduhai celakalah aku karena Paduka tidak memberi ku segelas air…” dan di saat bersamaan Paduka berkata: “jika kalian wahai budak-budak Fakir tidak menghormati ku maka tidak ada pemberian bantuan berbentuk apapun kepada kalian.”

Hal ini terjadi karena hamba sahaya lagi fakir dan paduka yang kaya raya tidak memiliki mental dan karakter selayaknya manusia sejati. Mereka saling meminta bukan saling memberi, sehingga tatanan peradaban yang mereka bangun menjadi “Broken”.

“Tidak ada kemuliaan bagi para peminta-minta dan tidak pula ia berbahagia hati dalam perjalanan hidupnya melainkan hanya sedikit saja.”

Kemuliaan hadir karena memberi/mempersembahkan apa saja yang dapat di persembahkan, apakah itu ide-gagasan, ilmu bermanfaat, keahlian tempur, bahkan hanya sebatas senyuman dan memuliakan orang lain. Dari pemberian itu maka kita tentu akan dimuliakan tanpa harus meminta-minta, terlepas apakah kita seorang hamba sahaya lagi fakir ataukah kita seorang paduka yang kaya raya. Karena pemberian tidak semua berbentuk benda, angka-angka yang terukur/materi. Bahkan membelai dengan lembut kepala anak-anak itu saja sudah termasuk dalam pemberian yang sangat membahagiakan.

“Berilah segelas air walau kepada orang yang sering menghujat mu, menghina mu dan memusuhi mu. Bila ia membutuhkan pertolongan dan engkau masih sanggup membantunya maka berikanlah kepunyaan mu kepada mereka.”

Jangan jadi pendendam, jadilah pecinta. Agar tenang jiwa mu dalam buaikan sang kekasih!

Bila engkau hanya berbuat baik kepada orang yang baik kepada mu maka kau tidak layak dikatakan seorang pecinta dan ketika penghinaan, hujatan, caci, maki serta kebencian kau balas dengan kebaikan maka kau akan menyayat-nyayat hatinya dengan perlahan. Tidak ada kejahatan yang menang atas kebaikan dan tidak pula kejahatan dapat dirubah dengan kejahatan itu sendiri.

#JalanCintaMMS

Penulis adalah Muhammad Mas’ud Silalahi (Koord FSM Sumut)

- Advertisement -

Berita Terkini