Acara ‘Potret Sosial’ di Kampung Bali Langkat Sukses Terlaksana

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MudaNews.com, Berita Langkat (Sumut) – Kegiatan ‘Potret Sosial’ sukses dilaksanakan di Kampung Bali, Paya Tusam, Wampu, Kabupaten Langkat, Senin (24/4). Kegiatan yang digagas oleh Kafe Potret itu disambut dengan antusias warga yang sangat luar biasa. Acara ini juga didukung beberapa komunitas fotografi di Kota Medan diantaranya, Pewarta Foto Indonesia (PFI), Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI) serta beberapa media massa di Kota Medan.

Ketua panita acara Potret Sosial Lana Priatna mengatakan, kegiatan tersebut untuk membangun kebersamaan dalam perbedaan. Menyusul akhir-akhir ini isu SARA agak mencuat ditengah persatuan NKRI.

Fakta sejarah menunjukkan, masyarakat Bali bisa berada disana karena bencana alam meletusnya Gunung Agung di tahun 1963. Di tahun 1971, ada 55 keluarga Bali yang dikirim sebagai buruh kontrak akibat kesulitan ekonomi.

“Saat itu atas perintah Presiden Suharto mereka dikirim ke Sumut untuk bekerja di perusahaan kelapa sawit,” kata Lana Priatna.
Dia juga menjelaskan, warga di sana hidup berdampingan sejak mulai dibangunnya perkampungan di Desa Paya Tusam. Inilah yang menjadi ide tercetusnya acara Potret Sosial.

“Dalam acara ini kami juga memfasilitasi sarana dan prasarana di bidang keagamaan, menjadikan lokasi Kampung Bali sebagai tempat wisata sejarah dan budaya, peduli pendidikan kepada anak-anak usia dini dan menumbuhkan rasa sosial kepada masyarakat,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, tim yang hadir ke sana juga memberikan bantuan berupa bahan bangunan, buku bacaan, lemari buku, alat-alat tulis, perlengkapan sekolah, kelas inspirasi, veda sabda suci udeng, selendang, mukena, sarung dan ganset.

“Kami juga akan membuat pagar Mushollah di Kampung Bali,” tambah Lana.

Sementara itu, Iwayan Gute, salah seorang tokoh masyarakat Bali di kampung tersebut tersebut, sangat berterima kasih atas kegiatan yang dilakukan oleh penggiat foto tersebut di Kampung Bali, Langkat.

“Kami warga Bali ini dulunya korban dari letusan Gunung Agung puluhan tahun lalu, yang kemudian ayah kami bekerja sebagai kuli kontrak di PNP 2 Tanjung Gusta. Begitulah selama 12 tahun hingga akhirnya perkebunan memberikan lahan untuk membuka kampung di sini.” Ujar I Wayan Gute.

Kegiatan ini juga menampilkan budaya-budaya Bali. Tidak hanya itu kegiatan ini juga menampilkan beberapa tarian Bali salah satunya tarian Sekar Jagad dalam menyambut tim dari Medan. Berita Langkat/MN/Yogoy

- Advertisement -

Berita Terkini