Gojek VS Betor, Konflik Antar Kelas Proletariat di Kota Medan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Marlan Ifantri Lase

MUDANews.com – Konflik merupakan hal yang tak bisa dihindarkan dalam kehidupan masyarakat.  Banyak pandangan mengemukakan bahwa konflik berguna karena akan memperkuat suatu kelompok, membangun rasa persaudaraan dan kebersamaan yang kuat. Pada umumnya konflik lahir dari ketimpangan ekonomi, perebutan kekuasaan hingga ketidakadilan hukum. Karl Marx seorang filsuf besar asal German mengemukakan pendapat bahwa konflik terjadi antar kelas borjuasi dan kelas proletariat, dimana kelas borjuasi melakukan eksploitasi ekonomi secara besar-besaran terhadap kelas proletariat sehingga kelas proletariat bersatu menghancurkan kelas borjuasi.

Tetapi apa jadinya ketika konflik tersebut terjadi dalam satu kelas yang sama? Bagaimana jadinya jika konflik terjadi di sesama kelas proletariat?

Salah satu konflik antar sesama kelas proletariat terjadi di kota Medan. Bentrokan pengemudi becak bermotor dengan para pengemudi ojek online terjadi di Kota Medan sejak senin tanggal 21 Februari 2017. Kedua kelompok saling menyerang satu sama lain di beberapa titik di kota Medan seperti  di Jalan Stasiun Kereta Api Medan, di Jalan Raden Saleh dan Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan. Hingga hari ini kedua kelompok saling melakukan sweeping. Konflik ini tidak terlepas dari permasalahan pendapatan ekonomi yang rendah dan kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Pengemudi becak motor dalam kelas yang dikemukakan oleh Marx tergolong kelas proletariat karena kekuatan ekonomi mereka sangat rendah, begitu juga dengan  pengemudi ojek online teridentifikasi sebagai buruh perusahaan dibidang jasa. Kondisi ini sesungguhnya sebuah rekayasa yang dibuat oleh kelas borjuis atau disebut dengan kapitalis untuk merekayasa kesadaran kelas proletariat sehingga dominasi mereka tetap bertahan.

Konflik ini sejatinya bukan semata-mata lahir dari proses alami, tetapi bagian dari rekayasa kaum borjuis. Kaum berjuis yang memiliki modal menginginkan ada kebencian satu sama lain dalam kelompok proletar, adanya permusuhan sesama kelompok proletar, mereka tidak menginginkan ada persatuan dalam satu kelompok karena ketika kaum proletariat bersatu dan sadar pasti akan mengancam keberadaan mereka.

Untuk itu pengemudi becak motor dan pengemudi ojek online harus menyadari konflik yang terjadi diantara mereka. Konflik tersebut tidaklah mengungtungkan salah satu diantara mereka, yang diuntungkan dari konflik mereka adalah para pemodal-pemodal besar. Disaat pengemudi becak motor dan pengemudi ojek online saling menghancurkan, saling melukai bahkan saling membunuh disaat itu juga kaum borjuis tertawa, senang direstaurant-restaurant mahal.

Kedua kelompok harus menghentikan pertikaian diantara dalam waktu cepat. Kita kaum proletariat tidak boleh dipecah belah atau diadu-domba oleh para kapitalis, musuh sejati kita bukanlah sesama saudara sendiri melainkan para pemodal, perusahaan-perusaahaan besar. Kaum proletariat semuanya harus bersatu melawan kapitalisme sebab merekalah yang menghisap ekonomi kita, mereka memperkaya diri sendiri, mereka melakukan bermacam cara untuk mempertahankan dominasi mereka. Kaum borjuasi adalah musuh bersama kita yang harus diusir dari tanah Indonesia.

Selain itu, negara sebagai institusi paling bertanggung jawab kepada permasalahan rakyat harus menjamin keadilan dan kesejahteraan rakyat. Kaum proletariat harus bersatu menuntut kepada pemerintah adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Lapangan pekerjaan yang dimaksud tidaklah harus menggunakan jasa perusahaan swasta atau asing, lapangan pekerjaan yang tepat adalah ketika petani mendapatkan lahan yang luas untuk mereka bertani, buruh bekerja untuk perusahaan dan pabrik milik negara, nelayan dijamin bebas mengelola laut tanpa perusakan, dan lain sebagainya. Hanya dengan begitu konflik sesame kelas proletariat tidak akan terulang lagi.

Penulis adalah alumnus FISIP USU

- Advertisement -

Berita Terkini