Kisah Penggusuran Masyarakat Pinggir Rel

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dian Rahmad

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Penggusuran rumah warga di daerah pinggiran rel menyimpan kisah, penggusuran dikarenakan pembangunan untuk pembangunan jalur rel kerta api ini belum selesai untuk diceritakan.

Penggusuran yang terjadi beberapa bulan lalu dan sekarang dilanjutkan pembangunan bagi zulkifli 50 tahun warga pinggiran rel di jalan bilal medan barat, mengaku tidak tahu harus berbuat apa, sebagai warga zulkifli mengaku rumah yang ditempatinya selama lebih dari 25 tahun itu bukan merupakan tanah dia.

“Saya warga kecil bisa buat apa, beli rumah gk sanggup, digusur ya digusur lahh,” ujar Zulkifli

Zulkifli bercerita bahwa sebelum penggusuran warga disini melakukan rapat dengan beberapa pihak terkait  mengenai penggusuran yang akan digusur 12 meter dan akan dibangun rumah susun bagi warga yang kena penggusuran.

“Digusur 12 meter, sisa rumah saya 5 meter, disitulah kami tinggal berenam bersama anak cucu saya. Rumah susunnya udah siap di kayu putih sana,  disuruh pindah kesana tapi bayar sewa 300 perbulan dan hanya untuk 4 orang, suami istri dan dua orang anak, sudah enggak muat tambah lagi gak sanggup sewanya.” Tutur zulkifli kepada mudanews.

Zulkifli menyampaikan kalau udah pindah semakin banyak urusan, anak sekolah harus pindah, kerjaan nanti makin jauh. Dan pihak KAI juga mengizinkan untuk tetap bertahan asal jangan dibangun batu.

“Saya memilih bertahan di sisa 5 meter, yang penting mereka bilang jangan dibatu, karena bisa jadi nanti ada perubahan, entahnya digusur lagi atau tidak saya tidak tahu.” Tutur zulkifli

Zukifli berharap pemerintah memberikan kredit perumahan rakyat yang murah bagi kami warga pinggiran rel, yang bisa dijangkau rakyat kecil agar orang miskin juga bisa punya rumah.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini