[Profil] Rusdi Lubis, Berjuang dari ‘Titik Terendah’ Hingga Meraih Hidup Sukses dan Bernilai

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com – H. Rusdi Lubis, SH., MMA., dikenal masyarakat luas sebagai sosok yang sukses dalam menjalani kehidupan, baik sukses secara materi maupun nilai. Namun, orang-orang hanya mengetahui atau bahkan hanya ingin mengetahui raihan kesuksesannya. Tidak banyak orang yang mengetahui bagaimana ia menjalani dan memperjuangkan kesuksesannya tersebut.

Siapa sangka, sosok yang sering disapa sebagai ‘Bang Rusdi’ ini memiliki jalan dan perjuangan yang sangat terjal sebelum dirinya benar-benar berada di puncak ‘gunung’ kesuksesan. Praktis tidak banyak yang tahu apa rintangan dan bagaimana perjuangannya dalam mencapai posisi sebagai Direksi SDM PTPN 4 tahun 2003-2012 dan tokoh Himpunan Mahasiswa Islam di Sumatera Utara serta pengusaha properti.

Setelah Bang Rusdi bercerita panjang dengan MUDANews.com, terungkap kisah haru dan inspiratif tentang perjuangan-perjuangan hidupnya. Capaiannya sebagai sosok sukses, ternyata berawal dari ‘kepahitan’ hidup.

Sejak kelas 1 SMP, tepatnya di umur 13 tahun, Bang Rusdi yang merupakan putera daerah Serbelawan, Kabupaten Simalungun sudah dipaksa keadaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Bang Rusdi mengaku, saat itu ia tidak pernah meminta uang dari kedua orang tuanya.

“Orang tua saya sempat menjadi tokoh di Serbelawan. Kami sempat menjadi orang berada (sukses), namun keberadaan (kesuksesan) itu tidak bertahan selamanya, kehidupan kami jatuh terpuruk semasa saya kelas 1 SMP. Gak tahu apa yang mau dibuat, dari rumah ada tokonya, rumah dan toko dijual. Setelah itu kami sewa rumah, uang listrik sempat gak dibayar-bayar, lantas dicabut aliran listriknya. Maka saya berusaha, saya menumpang di tempat seorang polisi yang istrinya jual kue pao. Setiap pagi saya jual kue pao jatah sarapan saya untuk beli minyak lampu (minyak tanah) orang tua saya,” katanya.

Sejak saat itu pula, sosok yang penuh kerendahan hati dan bersahaja ini sudah mulai berjualan bermacam hal. Mulai dari berjualan kapur barus, minyak angin, hingga bedak dan sisir.

“Kemudian saya kerja angkat jagung naik sepeda, kalau dibayangkan jagung itu jatuh, gak bisa lah saya angkat sendiri. Kemudian saya berpikir bagaimana caranya menambah penghasilan. Lalu saya minta uang sedikit untuk modal jual kapur barus. Setiap hari minggu saya jual. Kadang di pinggir jalan, di pasar, sering juga diusir petugas pasar. Tapi alhamdulillah berkembang, saya tingkatkan lagi usaha, jual minyak angin yang saya buat sendiri. Jual bedak dan sisir juga pernah,” tuturnya dengan nada haru.

Bang Rusdi yang dilahirkan dari rahim ibunya pada 28 Oktober 1958 ini layak diberi label sebagai anak yang sangat berbakti dan sayang kepada orang tuanya. Betapa tidak, penghasilan dari hasil jualannya sebagian besar diberikan kepada kedua orang tuanya.

“Sebagian besar penghasilan saya kasih orang tua, itu dari kelas 1 SMP sampai kelas 3 SMK, saya tidak pernah minta sama orang tua,” ungkapnya sambil sedikit mejelaskan bagaimana cara dirinya dalam berbakti kepada orang tua.

Pesannya, jika ingin meraih kesuksesan dalam hidup, setiap orang harus berbakti dan menyayangi kedua orang tuanya. Setelah itu, lanjutnya, barulah peran dan fungsi kerja keras serta disiplin dapat berjalan dengan baik.

“Doa orang tua untuk anaknya adalah doa yang paling mudah dikabulkan. Jika kita ingin sukses, hormati orang tuamu, sayangi mereka, berbaktilah,” pesannya.[am]

bersambung…

- Advertisement -

Berita Terkini