Fenomena ‘Pak Ogah’, Antara Recehan dan Keluh Kesah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dian Rahmad

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Medan tembung, simpang tol bandar selamat, lalu lintas ya carut marut, banyaknya pelanggar lalu lintas, adalah salah satu potret Kota Medan dan sekitarnya. Begitu juga dengan kehadiran “pak ogah” atau polisi cepek/gopek, begitulah sebutannya, seorang yang menerima ribuan dengan melakukan tugas menyebrangkan mobil ataupun truk ditengah macatnya persimpangan jalan.

Seorang yang tidak mau menyebutkan namanya ketika diwawancarai sudah 3 tahun terakhir menjadi pak ogah ini, bercerita karena susahnya mencari pekerjaan sehingga dia memilih profesi  menjadi pak ogah.

“Cari kerja susah bang, jadi pak ogah aja lah, tapi ya gini kalau ada razia aku lari secepat kilat, kalau ditangkap nanti ribet urusannya” ujar pria tersebut.

Pria yang sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak ini mengaku tidak ada pilhan lain dalam mencari nafkah, seperti yang dikatakannya, “anak ku dua bang, masih kecil-kecil, cemana mau beli susunya? Kalau ada pilihan lain pun enggak gini aku bang. Taunya aku ini salah, tapi pengendara kadang gak terlalu mempermasalahkan kami, seribunya yang kami minta, karena kami mau berhentikan pengendara lain biar bisa lewat kendaraannya.”

Seorang warga, Ucok yang berjualan kaki lima dan bensin di bawah jembatan tol mengaku tidak memepermasalahkan kehadiran ‘pak ogah tersebut’

“Udah lah biarkan aja lah mereka cari duit gitu, daripada bongkar rumah orang, curanmor uangnya beli narkoba” ujar ucok.

Pria yang lebih memilih menjadi ‘pak ogah’ tersebut juga mengutarakan keluh kesahnya kepada MUDANews.com. “Kalau bisa abang carikan aku kerja, biar gak gini aku, jadi kuli bangunan gk sanggup badanku bg, pernah jadi kuli langsung sakit aku” ungkapnya.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini