Sosok Bersahaja Pemilik Warung Kopi Sungai Tembung

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dian Rahmad

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Bagi pengendara sepeda motor yang sering melalui jalan alternatif menuju ke Tembung, melalui jalan pasar V Willem Iskandar (jalan kampus UNIMED) pasti melewati jalan yang sering disebut Daerah Pinggiran Sungai, tepatnya di samping sungai tembung, Desa Bandar Kalifah, Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

Di pinggiran sungai tersebut, jalanan yang gelap, sedikit aktivitas warga sekitar, ada sebuah warung kopi yang terkadang disinggahi pengendara untuk beristirahat. Warung kopi tersebut dimiliki dan dikelolah oleh Pak Amran. Pria yang umurnya sudah lebih setengah abad itu sudah hampir 10 tahun menjalankan usaha warung kopinya dengan omzet 100 rb hingga 150 rb perhari.

“Dari masih sunyi kali disini, orang-orang pun takut lewat sini karena gelap dan sunyi, saya lah yang pertama buka warung kopi biar rame lewat sini, saya juga senang cakap-cakap, makanya pas saya fikir buka warung kopi disini.” Kata Pak Amran kepada MUDANews.com, pada Kamis (12/1)

Niatan beliau membuka warung, selain untuk menambah pemenuhan kebutuhan, juga untuk menghidupkan aktivitas warga di sekitarnya.

“Disini rata-rata yang tinggal kerjanya di medan, jadi pulang kerja langsung istirahat gak mau lagi keluar,” ungkapnya.

“Sebagai orang lama disini saya buka aja lah, kalau ada warung kan, banyak nanti yang mau duduk-duduk disini, banyak yang bisa dikerjakan, urusan STM lah, urusan mesjid lah, pokoknya yang baik baik lah kita diskusikan disini.” Ungkap Pak Amran lagi.

Selain buka warung kopi, keseharian beliau adalah mencari buah untuk dijual, saat mencari buah, tugas menjaga warung kopi diserahkan sama anak laki-lakinya. Potret yang bersahaja dari Pak Amran walaupun hidupnya pas pasan beliau masih peduli dengan lingkungan, gotong royong dan kegiatan keagamaan, sangat jarang ditemukan di zaman yang serba susah sekarang ini orang yang masih peduli dengan lingkungan sekitar.

“Ada lagi yang mau ditanya? Saya mau sholat isya dulu ini!,” Pak Amran mengakhiri.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini