[Profil] Hasbi, Tak Kenal Lelah Berikhtiar di Garis Perjuangan Mahasiswa

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Wahyu Panjaitan

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Hasbi begitulah ia sering disapa, seorang pria sederhana yang bersahaja. Ia adalah salah seorang tokoh mahasiswa di Sumatera Utara, seorang pejuang sejati, anti akan penindasan dan selalu berjuang demi kemerdekaan mahasiswa dan rakyat. Pria kelahiran Pulau Rakyat Kabupaten Asahan, 4 Desember 1991 ini adalah seorang aktivis mahasiswa yang aktif di gerakan-gerakan mahasiswa Organisasi external kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Islam.

Muhammad Alwi Hasbi Silalahi nama lengkap beliau. Menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, menghormati nilai-nilai kemanusiaan, anti kekerasan dan berjuang tanpa kenal lelah dalam melawan segala bentuk kekuasaan yang sewenang-wenang.

“Bagi saya berjang di jalan kebenaran, menjunjung nilai kemanusiaan, dan menjaga nilai toleransi adalah hal wajib yang harus dilakukan seorang mahasiswa. Jadi saya ambil jalan itu sebagai ikhtiar diri tanpa henti ketika masih aktif bergerak di dunia mahasiswa hingga sekarang,” katanya mantap saat diwawancarai MUDANews.com, Selasa (10/1).

Alumni Universitas Islam Negeri Sumatera Utara ini saat masa kuliah hingga saat ini sangat aktif memperjuangkan hak-hak orang tertindas. Sampai saat ini ia terus berkomitmen untuk selalu membela siapa saja yang haknya terdzalimi.

Ia adalah seorang pejuang sejati, itu dibuktikan dari proses beliau menempuh pendidikan S1 nya dengan sangat penuh perjuangan hingga ia lulus dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara pada November 2016 tahun lalu.

Ia menginjakkan kakinya pada tahun 2009 setelah tamat dari SMK Negeri 1 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Di Kota Medan Sumatera Utara ia tidak langsung kuliah, beliau sempat bekerja selama satu tahun disebuah bengkel.

Pada awalnya beliau ingin melanjutkan pendidikannya mengambil jurusan hukum Universitas Sumatera Utara. Namn, orang tuanya menginginkan Hasbi kuliah di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, saat itu masih bernama IAIN SU. Karena kecintaan dan kepatuhan beliau terhadap orang tua sangat tinggi ia memenuhi permintaan orang tuanya.

“Dulu sebenarnya masuk ke UIN SU ini adalah permintaan orang tua. Karena kecintaan tanpa batas saya kepada mereka, saya turuti. Ternyata apa yang diinginkan orang tua itu tidak pernah salah. Kenyataannya saya dapat mengembangkan diri dengan pesat di UIN SU ini, kampus tercinta,” jelasnya.

Sejak kuliah di UIN Sumatera Utara ia mulai merasakan, nilai-nilai islam itu ternyata sangat luar biasa memberikan manfaat yang sangat besar dan juga mendekatkannya kepada agama.
Ia sangat aktif mengikuti diskusi-diskusi di kampus apapun tema yang didiskusikan baik itu mengenai agama, gerakan mahasiswa, pendidikan, sosial budaya dan juga politik dan hukum tanpa memandang latar belakang pematerinya.

“Diskusi sudah menjadi hobi saya sejak awal berkuliah. Setiap orang yang menyampaikan segala hal, jika itu baik, harus didengarkan dan dicontoh. Ini yang membuat saya bisa sampai ke kondisi seperti sekarang,” ujar Hasbi.[am]

Bersambung…

 

- Advertisement -

Berita Terkini