DPRD Siantar, Ketua dan Wakil DPRD “Duel” di Sidang Paripurna

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Siantar – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pematangsiantar Eliakim Simanjuntak (Fraksi Demokrat) terlibat perang caci maki, saling cekik serta tarik baju dengan Wakil Ketua DPRD Mangatas Silalahi (Golkar) dan Timbul Lingga (PDI-Perjuangan) dalam persidangan.

Aksi saling cekik dan tarik baju terjadi saat digelarnya Sidang Paripurna membahas tantang Rotasi Alat Perlengakapan Anggota DPRD Siantar.

Pertikaian dipicu saat pembahasan dua surat dari Fraksi Gerindra tentang personalia alat kelengkapan. Dari sini terjadi perbedaan pendapat. Sehingga Eliakim yang memimpin sidang langsung melakukan skors ketuk palu secara sepihak tanpa mempertanyakan ke forum dan tanpa batas waktu yang diitentukan.

Seketika itu pula dua wakil ketua yang disamping Eliakim membanting pengeras suara, diikuti dua anggota dewan lainnya. Kekisruhan pun tak dapat dihindarkan. Sejumlah anggota dewan lainnya turut bertikai dan melerai. Eliakim pun dikawal hingga keluar sidang Paripurna. Sedangkan Mangatas dan Timbul kembali persidangan melanjutkan sidang tanpa Eliakim.

“Kalau pun saya dikatakan arogan, di mana arogan saya? Di mana arogan saya, biar ada masukan buat saya. Saya merasa tidak arogan. Saya sampai didorong, mau ditumbuk pun saya tenangnya saya,” katanya.

Wakil Ketua DPRD Mengatas menjelaskan kronologi kericuhan dipicu lantaran waktu menjelang paripurna sudah banyak memakan waktu dan baru digelar hari ini.

“Memang betul ada pergantian-pergantian surat fraksi diganti dan terjadwallah rapat terjadi tadi. Jam 10 tadi diskors dan lanjut jam 11, kita berikan hak kepada teman kita Gerindra. Kemudian sidang dibuka, setelah dibuka sidang lanjut dan ternyatatetap tidak ada kesepakatan di antara teman fraksi dan Gerindra,” kata Mangatas.

Dijelaskan Mangatas, sesuai tata tertib mengatakan keputusan paripurna menyangkut alat kelengkapan dewan yang memutuskan itu paripurna.

“Artinya ketika sudah quorum ya jalan terus gak bisa berhenti. Nah kalau pun berhenti untuk menghormati, seperti yang diminta Gerindra tadi, ya hemat kita Ketua harus tanyakan flor. Kalau tidak terjadi musyawarah mufakat kan bisa voting, siapa yang setuju paripurna diskors atau dilanjutkan,” kata Mangatas.

“Tapi dengan arogansinya Eliakim Simanjuntak mengetuk palu tanpa berembuk kepada kita bertiga. Ingat, jangan lupa! Pimpinan itu kolektif kolegial,” tegas Mangatas.

Namun, kode etik itu tidak dijalankan. Eliakim yang memimpin sidang malah mengetuk palu dan menskors sidang tanpa waktu yang ditentukan. Berita Siantar, Deva

- Advertisement -

Berita Terkini