Warga Minta, PT Socfindo Jangan Arogan Memutuskan Jalan Ternak Sapi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Lapora: Erwin

MudaNews.com, Batubara (Sumut) – Warga peternak sapi menolak rencana pemutusan akses jalan Desa Perkebunan Tanah Gamus menuju areal perkebunan PT Socfindo. Permintaan itu diungkapkan warga saat terjadi adu argumentasi dengan asisten afdeling III Toga Silalahi yang datang di lokasi, Rabu (19/4).

“Bila jalan ini diputus maka dampaknya ribuan ekor hewan ternak (lembu-red) tidak dapat masuk ke areal kebun yang sebelumnya menjadi lahan mengangon. “Kami butuh biaya untuk sekolah anak. Jangan pikirkan kantong sendiri tapi pikirkan juga kepentingan masyarakat. Jangan semua jalan mau diputus bahkan sampai jalan untuk mengantar orang mati pun tidak boleh.

Kami meminta pihak perkebunan rendah hati dan tetap memberi izin mengangon diareal kebun meski dilarang pada titik-titik tertentu. Satu lagi, pimpinan PT Socfindo diminta tidak arogan. “pinta Khaidir Chaniago.

Warga lainnya juga turut melontar kekecewaan mereka. “Sejak zaman Belanda jalan ini sudah ada dan tidak pernah diputus. Pihak perkebunan jangan arogan. Jangan sikit-sikit menganggarkan petugas’, ketus mereka.

Asisten afdeling III Toga Silalahi kepada warga mengatakan, pihaknya akan tetap menjalankan progres pemutusan jalan selambatnya akhir bulan ini. Tujuannya agar lembu-lembu warga tidak dapat masuk. “Akses transportasi masyarakat tidak akan terhambat sebab setelah diputus kita akan buat jeattle gird (jembatan)”, katanya.

Kebijakan perkebunan yang melarang warga mengangon di lahan kebun lanjut Silalahi, itu sudah diatur Undang-undang. “Sudah ada peraturannya, kalau tidak taat dengan peraturan mengangon aja dilahan sendiri’, cetus dia.

Mendengar itu warga sempat marah bahkan nyaris terjadi kisruh. Tidak lagi sebatas persoalan larangan mengangon, warga juga membabat dugaan penempatan pekerja di perkebunan itu yang tidak sesuai sasaran serta dugaan pengemplangan pajak lahan PT Socfindo Tanah Gambus selama puluhan tahun.

Pantauan wartawan, adu argumentasi warga dengan asisten saat itu sepertinya tidak berbuah kesimpulan yang mengarah kepihak warga meskipun puluhan warga peternak sejak sekira pukul 10.00 Wib sudah berkumpul diperbatasan perkebunan.

Bahkan jumlah warga tampak kian bertambah melihat aktifitas penggalian parit yang menggunakan alat berat. “Kehadiran warga bukan berniat menghambat kerja pihak kebun, kami cuma melihat proses penggalian/pemutusan jalan sesuai informasi yang kami dengar”, kata Ketua kelompok peternak, Sogimin.

Kepada wartawan Silalahi mengaku tidak bisa menjawab apakah warga akan kembali bereaksi jika progres pemutusan jalan tetap berlangsung. Saya tidak tahu, itu ranah pimpinan”,sebutnya.[rd]

- Advertisement -

Berita Terkini