Disambar Petir, Petani Jagung Terpental Dari Dalam Gubuk

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan : Indra

MUDANews.com, Tapanuli Selatan (Sumut) – Meski sudah berada di dalam gubuk saat tengah hujan disertai petir, tak lantas membuat kita aman. Terbukti, Minggu (12/3/2017) sekira pukul 17.00 WIB, seorang petani jagung Desa Panompuan Jae, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) tersambar petir saat dirinya berada di dalam gubuk. Akibatnya, petani yang bernama Hasian Harahap ini pun mendapat perawatan intensif di RSUD Kota Padangsidempuan.

Informasi yang dihimpun dari rumah sakit menyebutkan, kala itu korban datang ke kebunnya untuk mengerjakan pembibitan jagung. Namun, sekitar pukul 16.30 WIB cuaca dikawasan tersebut tiba-tiba saja hujan disertai petir.

Alhasil, warga Panompuan Julu, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapsel ini pun memilih berteduh didalam gubuknya. Namun sayang, saat tengah berteduh tersebut petirpun menyambar pohon buah nangka yang berada tepat di samping gubuk.

Seketika itu juga, lelaki berusia 32 tahun ini terpental ke luar gubuk sembari berteriak kesakitan. Melihat kejadian itu, teman korban sesama petani jagung, Sipahutar pun bigung dan mencoba mendekati korban.

Setelah memeriksa tubuh korban, di pinggang kanannya Sipahutar pun melihat luka lebam seperti terbakar sekitar 10 cm. Guna menyelamatkan korban, Sipahutar pun mencari bantuan warga sembari berteriak. Oleh warga, korban pun dibawa ke RSUD Padangsidempuan guna mendapat perawatan intensif.

“Gini ceritanya, tadi tu pas jam 4 sore  hujan dan petir di tempat kita. Saat hujan itu, anak kita lagi di kebun yang berada di Desa Panompuan Jae. Karena hujan, dia pun berteduh di gubuk. Pas berteduh itu, pohon nangka yang di samping gubuk disambar petir. Mungkin dia pun tersambar. Soalnya, dia langsung terpental ke luar gubuk. Itu kata kawannya Sipahutar,” ucap orang tua korban, Panihutan Harahap.

Lebih lanjut, lelaki paru baya yang berusia 60 tahun ini menuturkan, usai tersambar petir tersebut warga tadi sempat memberikan perobatan dengan cara meletakkan tanah di luka lebam yang diderita korban. “Uda diberi tanah tadi sama warga pas dipinggangnya itu. Langsung panas tadi tanahnya setelah diletak ke tempat yang biram itu. Panas kali itu, makanya dia pun menjerit-jerit,” pungkasnya.

Amatan wartawan, setibanya di RSUD Padangsidempuan korban menjerit menahankan sakit yang di tubuhnya. Alhasil, warga pun berusaha menangkannya dengan cara mencengkram tubuh korban supaya tidak meronta-ronta. Melihat hal tersebut, petugas medis pun menyuntikkan tubuh korban dengan obat penenang. Tak lama berselang, korban pun akhirnya tertidur. [pa]

- Advertisement -

Berita Terkini