Tiga Hal Yang Mencelakakan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Dr. H. Arifinsyah, M.Ag

MUDANews.com – Arus globalisasi saat ini disatu sisi membawa dampak positif bagi umat, tapi disisi lain membawa dampak negaif bagi keberlangsungan hidup. Fenomena yang muncul adalah terjadianya pergeseran nilai- nilai, dari semangat religius kearah yang sekuler, dari yang dermawan menjadi materealistik, dan tidak menutup kemukinan hedonisme menjadi sebuah keniscayaan.

Padahal, prilaku materealistik, individualistik, pragmatisme, dan hedonismne, memberangus nilai – nilai kemanusian yang menjurus kepada penderitaan hidup. Nabi Muhammad Saw, pernah berpesan, “Salahsun muhlikat, su’um mata’an wahuwa mutaba’un wai’jabar mar’ binafsih”, Di suatu zaman nanti kata rasul, ada tiga hal yang mencelakakan umat ku, pertama; kikir yang dipertahankan, kedua; nafsu yang dikuti, ketiga; ujub pada diri sendiri.

Pertama, kikir yang dimaksud disini tidak hanya individualisme dan materealisme, tapi kikir yang dimaksudkan juga adalah hilanganya keikhlasan, sehingga seseorang sulit untuk berbagi pada orang lain, dan dia merasa apa yang dimiliki adalah perjuangan pribadinya, padahal rezeki yang dia terima dari Tuhan adalah merupakan amanah, titipan dan didalamnya ada hak – hak orang lain yang membutuhkan .

Satu kisah dalam Alquran disebutkan, seorang yang bernama Qorun, saudara sepepu Musa as, ketika nabi Musa as, memperingatkan beliau agar mengeluarkan zakat dan sedekahnya, karena Qorun cukup kaya dan mempunyai banyak harta. Konon diberitakan bahwa kunci brangkasnya saja berpeti – peti karena  begitu kaya nya beliau. Tapi nasehat musa di tolak dan tidak diterima oleh Qorun, akhirnya Qorun di azab Allah SWT dengan menggoncangan bumi dan terbelah, sehingga semua hartanya di jepit oleh bumi. Itulah akibat sebuah kekikiran berujung mala petaka.

Kedua, mengikuti hawa nafsu. Ada satu nasehat orang bijak, dia bertannya kepada salah seorang muridnya; ‘menurutmu apa yang paling kuat didunia ini? dia menjawab, baja tuan, guru tersebut mengatakan itu salah, yang benar adalah, yang paling kuat didunia ini adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu”. Salah satu yang menghancurkan konstalasi didunia ini adalah, karena banyaknya orang- orang yang  memperturutkan hawa nafsunya yang tidak berkesudahan, artinya, orang tersebut tidak bersukur dengan apa yang sudah Allah SWT berikan kepadanya, akhirnya orang- orang tersebut menjadi kufur.

Alkisah seorang raja yunani bernama Herodes, dia ingan menjadi orang terkaya dan terpandang didunia. Seluruh kariawan di pekrjaakan sapanjang hari untuk mendapatkan harta sebanyak- banyaknya.

Dia sudah berkuasa dan memiliki harta yang banyak pula, tetapi dia belum juga merasa puas. Suatu hari dia berdoa pada Tuhanya agar dia menjadi manusia terkaya dan terhebat dimuka bumi ini, tapi dia tak memikirkan resiko dari doanya tersebut. Dia pun mulai berdoa;  “ya Tuhan, jadikanlah apa yang aku pegang menjadi emas” dan akhirnya Tuhannya mengabulkan doa raja tersebut, sehingga setiap apa saja yang dia pegang menjadi emas. Ketika dia pegang pena, pena tersebut pun menjadi emas, maka dia pun tersenyum. Tongkat yang dia pegangpun menjadi emas, maka dia pun tertawa. Kursi yang dia sentuhpun menjadi emas, dan dia pun  girang bukan kepalang. Dalam hatinya aku lah manusia yang terkaya didunia ini, karena Tuhan mengabulkan semua doaku.  Tetapi begitu dia mulai merasa lapar dan hendak makan, seketika roti yang dia pegangpun menjad emas. air pun yang hendak dia minum ketika disentuhnya pun berubah  menjadi emas. Dia pun milai merasa pusing. Begitu dia melihat anaknya lari menghampirinya, anaknya pun jadi emas, dan begitu juga dengan isrtnya menjadi emas karena disentuhnya. Akhirnya dia pun menjadi gila akibat doanya yang berlebihan tersebut akibat menuruti kehendak hawa nafsunya belaka.

Dan ketiga,  Ujub.  Nabi Muhammad SAW, pernah berpesan kepada kita, ‘Laa adkhil Jannah’ tidak akan masuk surga jika ada ujud atau sobong dalam diri seorang muslim. Salah satu yang menghancurkan umat karena merasa dia yang paling berjasa, sehingga merendahkan yang lain, atau menghilangkan jasa orang lain.

Dengan mudahnya dia berkata,  jika bukan karena aku maka tak akan terjadi, inilah salah satu hal yang menjadiakn potensi umat terpecah dan tidak bersatu. Sehingga umat menjadi lemah. Kalau lah kita bisa menyadari bahwa kita punya kelebihan tapi juga orang lain juga memiliki kelebihan, dan berbagai kelebihan itu disatukan, maka umat ini akan menjadi kuat, umat akan menjadi mulia, dan Islam  akan dihargai, Izzul Islam wal muslimin.

Tapi apa yang terjadii saat ini, fenomena menunjukkan  seseorang atau sekelompok orang merasa dia yang paling benar, paling baik serta merasa paling  pintar,  yang pada akhirnya menghantarkan umat ini pada musibah besar.

Oleh sebab itu, sembari berbenah diri, mari sama-sama kita merekatkan ukhwah islamiah diantara sesama pemeluk agama, agar apa yang dicita- citakan oleh para pendahulu kita, serta para Nabi yang sudah membuat jalan menuju kehidupan sempurna dapat kita jalankan, sehingga bangsa yang besar ini dapat menajdi contoh peradaban bagi seluruh umat dimuka bumi.

Wa Ma Tawfiqi Illa Billah. [pu]

Penulis adalah Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin dan Study Islam UIN SU

- Advertisement -

Berita Terkini