[Kisah] Bertahan Tanpa Berharap Untuk Dikasihani

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Abdi Mulia Lubis

MUDANews.com – Jika seseorang tak mempunyai pengalaman tentang kekecewaan harapan mereka, bagaimana ia dapat kuat dan tak terpadamkan? (Erich Fromm – Revolusi Harapan)

Kedua matanya lesu menatap tumpukan sepatu yang berjejer sejajar dengan kepingan jahitan, memandang penuh khidmat benang hitam seakan ada sesuatu yang dipikirkan. Perjalanan di pajak baru kota Rantauprapat terlihat begitu ramai namun tak ada orang yang singgah ke lapak jahit sepatu lelaki tua itu, orang-orang hanya sekedar memperhatikan lapak sepatu kumuh lelaki tua itu sebagai pandangan sekilas sekejap semata, tanpa meninggalkan bekas harapan “adakah sepatu lamaku yang masih bisa diperbaiki, mungkin dijahit agar perekonomian bapak lelaki tua itu sedikit terbantu”. Namun ia tetap bersabar menanti dan memperhatikan sepatu-sepatu yang tertata di meja lapak kecilnya. Hari ke hari ia lalui, terkadang sepi pelanggan dan sering tiada pelanggan.

Melihat dari beragam sosial dan semakin banyaknya jual beli online. Manusia kekinian atau Anak zaman sekarang mungkin enggan memakai sepatu lama dan memperbaiki sepatu lama yang koyak. Mereka memilih untuk membeli sepatu baru saja daripada memperbaiki sepatu yang lama. Orang yang menjaitkan sepatu ialah kebanyakan pemain futsal, pemain sepakbola dan olahraga lainnya. Sebuah sisi yang tak terpisahkan dari tukang jahit sepatu dengan pelanggannya.

Bertahan Tanpa Berharap Dikasihani.

Terus berjuang walau bagaimanapun hasilnya dan jangan menyerah menatap waktu yang seakan berada diujung tanduk. Percaya bahwa semua akan baik-baik saja pada akhirnya. Penilaian setiap manusia berbeda-beda. Maka Jangan mudah nge-drop batin tatkala mendengar pendapat orang lain mengenai kelemahan yang kita miliki sebagai nasib buruk yang tengah kita hadapi. karena pada hakikatnya semua manusia setara di mata Tuhan, dan yang membedakannya hanya ketabahan dan rasa syukur hamba-Nya melihat peluang yang telah diberikan kedepannya.

Hidup serba kepedihan, semakin banyak rasa sakit yang kita derita semakin besar kepercayaan tuhan kepada kita. Ini bukan tentang untuk menyakiti diri sendiri atau berlama-lama dalam kepedihan melainkan ujian dan cobaan yang bukan disengajakan tuhan untuk kita miliki melainkan sebagai wujud kasih sayangnya, sebuah pembuktian bahwa hamba-nya setia kepada sang pencipta.

Semakin Kuat, Semakin Kokoh, Semakin Tak Terpadamkan.

Ya beginilah dulu kita jalani hidup ini, kalau ada rezeki kita tambah yang lain dan kalau belum ada kita syukurilah dulu apa yang ada. Jangan kecewakan nikmat Tuhan itu. Sabar dengan penuh senyuman dan keikhlasan dari hati yang terdalam.

Orang yang di bawah belum tentu kerugian selamanya karena bagaimanapun yang terjadi kita bisa saja berada pada posisi yang tak terharapkan dan kuasa Tuhan itu diatas segala-galanya. Yang dibawah bisa tiba-tiba sudah di atas dan begitu juga yang sedang di atas bila tak mampu mensyukuri nikmat dan takabur dalam menjaga ucapan maka karma itu cepat datang dan amat memedihkan.

Untuk itu jangan mudah men-judge kekurangan seseorang yang bisa saja menjadi kelebihan dari dirinya, bila kita tak mampu berada diposisi beliau.

Bila melihat seseorang yang sedang dalam kesulitan, Doakan ia semoga diberi rezeki yang baik dan keselamatan dan kekuatan dalam menghadapi segala ketidakmungkinan, apapun bentuknya.

Dalam menghadapi kesedihan ini seakan hanya ada dua pilihan, bertahan untuk terus berjuang atau tersingkir hanyut terbawa arus keputusasaan. Kita tak ingin hancur dibawa harapan yang tak mampu diwujudkan. Baper ketinggian lupa realita yang tengah kita hadapi itulah yang harus dikontrol. Di jaman yang serba pamer-pamer sedang makan dan liburan di mana membuat para netizens berlomba-lomba untuk saling paling terdepan dalam kemewahan. Mencari tempat nongkrong kekinian dan pilih view’ yang terbaik. Jepret berpuluh-puluh kali, bila belum mendapatkan foto yang terbaik, jepret ulang dan ulang kembali sampai mendapat hasil foto yang memuaskan. Lalu Hasil foto tersebut diedit dengan menggunakan aplikasi foto, pilih satu persatu tema, ulang dan ulang. Berharap dapat banyak like’ dari teman kbarkan kepada mereka bahwa aku sudah pernah kesana.[jo]

 

Catatan Kecil dari  Penulis :

  • Demi menjaga kebijakan privasi, nama bapak penjahit sepatu tidak saya ssebutkan sebagai pertimbangan bahwa ada kebijakan privasi yang Harus tetap terjaga.
  • Bapak penjahit sepatu bisa terus berjualan dan pembaca yang berada di kota Rantauprapat tidak kesulitan untuk menemukan lapak jualannya.
  • Lapak kecil bisa di temukan di JL. Diponegoro, Kota rantauprapat.
  • Penulis menyarankan gambar tulisan yang paling atas sebagai cover tulisan ini, sebagai upaya untuk menggait minat pembaca dari dalam maupun luar kota Rantauprapat, dengan harapan seluruh Indonesia nantinya bisa membaca MUDANews.com
  • Sekian dan Terimakasih.
- Advertisement -

Berita Terkini