LPA Batubara Gelar Seminar Nasional, “Pencanangan Gerakan Perlindungan Anak Sekampung”

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Erwin

MUDANews.com, Batubara (Sumut) – Kekerasan terhadap anak belakangan ini sudah menjadi hal yang menakutkan bagi keluarga. Banyak bentuk kekerasan yang dialami anak, seperti pelecehan seksual, penyiksaan, kekerasan fisik, penyanderaan anak, dan lainnya.

Sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap situasi dan kondisi anak-anak di Kabupaten Batubara  Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Batubara melaksanakan seminar Nasional dengan menyongsong tema “Pencanangan Gerakan Perlindungan Anak Sekampung,” yang berlangsung di aula kantor Bupati Batubara Jl Perintis Kemerdekaan Lima Puluh, Senin (23/1).

Seminar yang dihadiri sejumlah SKPD di antaranya Plt Kadis Perlindungan Anak dan Perempuan Rangga Ramadian Khirisna, Asisten II Renol Asmara, Dinas Pendidikan, perwakilan Kejari Batu Bara, Perwakilan Polres Batu Bara, dan dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari ibu-ibu perwakilan setiap desa.

Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Batu Bara yang diketuai oleh Al Pian S,Sos,I, M,Hi dalam sambutannya mengatakan, “hampir semua wilayah sosial yang ada di sekitar kita, kini menjadi wilayah rawan bagi anak-anak. Justru tempat mereka berlindung, malah tidak lagi aman”.

Dan menurut Al Pian memberikan penyuluhan kepada anak terkait maraknya kasus pelecehan terhadap anak akhir-akhir ini sangat penting. Menurutnya, orang tua harus cepat tanggap dalam menanggapi pelecehan terhadap anak. “jangan takut bila perlu hubungi LPA Batu Bara, karena LPA Batu Bara akan siap mendampingi korban pelecehan seksual dikantor Polisi terdekat,” kata Al Pian.

Sementara itu Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Bapak Arist Merdeka Sirait mengatakan maraknya porno grafi dan porno aksi memicu banyaknya kasus pelecehan seksual.

“Hampir sebagian besar pelaku kalau ditanya pasti menjawab terinspirasi dari video porno. Jumlah warga yang mengakses video porno di Indonesia mencapai 45 juta jiwa. Sedangkan jumlah pelanggan internet berjumlah 85 juta jiwa,” ujar Arist Merdeka.

Saat ini, pelaku pelecehan seksual pada anak tidak lagi milik kaum yang berpendidikan rendah. Kalangan terdidik pun banyak yang menjadi pelaku. “Predator anak sebagian besar adalah orang yang dekat dengan anak, bisa keluarga, guru, maupun tetangga,” tambah Arist.

Arist juga mengatakan kasus pecehan seksual yang terjadi pada anak yang terjadi di Kabupaten Batubara yang dilakukan oleh Kakek-Kakek,  yang awalnya kakek tersebut mendampingi korban untuk melaporkan kasus pencabulan terhadap dirinya, dan belakangan kakek tersebut juga melakukan pelecehan seksual kepada korban.

Hal itu terjadi karena masih rendahnya pemahaman aparat penegak hukum kita tentang penanganan penindakan pelecehan seksual terhadap anak, sehingga apabila kasus mulai terkuat kepermukaan, bukannya menegakkan hukum aparat penegak hukum kita terkesan lebih mengarahkan pada jalan perdamaian.

Dan kedepan Arist berharap hukuman kebiri bisa dilakukan, agar efek jera bisa dirasakan, bagi mereka yang mencoba melakukan pelecehan seksual terhadap anak, dan  Gerakan Perlindungan Anak Sekampung diharapkan bisa memutus mata rantai tindakan kejahatan seksual kepada anak.

Di akhir acara Bapak Arist Merdeka Sirait, Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak, memberikan beberapa tips menghindari kekerasan tehadap anak sebagai berikut:

  1. Hargai anak dan bersikap adil. Ciptakan suasana hangat dan penuh kasih sayang di rumah, beri anak penghargaan bila dia melakukan perbuatan terpuji, dan beritahu kesalahannya bila melakukan tindakan tidak baik.
  2. Dengarkan keluhan anak. Bila anak berperilaku buruk, seperti melawan, suka memukul atau berbohong, maka pahamilah perasaannya, dan dengarkan penolakan serta keluhannya.
  3. Ungkapkan dengan jelas ketidak setujuan kita ketika anak berperilaku tak baik. Hindari ungkapan yang memojokan dan menyalahkan anak, ketimbang mengatakan “ayo cepat mandi, mama tidak suka punya anak bau dan pemalas!” Sebaiknya katakan “yuk mandi sayang, supaya wangi dan bersih. Habis itu kita jalan-jalan yuk.”
  4. Berikan pengertian lebih awal. Ketika ingin anak melakukan sesuatu, cobalah ingatkan lebih awal dan beri pilihan serta penjelasan. Misalnya, “nak, 10 menit lagi waktunya tidur ya, supaya besok pagi kamu tidak telat bangun, dan tidak ngantuk di sekolah.[jo]
- Advertisement -

Berita Terkini