Gelar Silahturrahmi dengan Awak Media, PT KAI Sumut Curhat Soal Jalur di Dekat Pemukiman Warga

Breaking News

- Advertisement -
Laporan: Dhabit Barkah Siregar

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com, Medan (Sumut) – PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatera Utara (KAI Divre I Sumut) menggelar silaturahmi bersama pers di Ruang Dolok Martimbang, Lantai II Kantor PT KAI Divisi Regional (Divre) I Sumut, Jalan Prof HM Yamin Sh No 74, Kelurahan Buntu, Kecamatan Medan Timur, Senin (16/1).

Dalam acara tersebut, turut hadir Vice President PT KAI Divre I Sumut, Mateta Rijalulhaq dan Humas Joni Martinus.

Pada kesempatannya, Mateta menjelaskan, peran dan fungsi PT KAI dalam melayani masyarakat. Karenanya, pihaknya mengaku tengah membangun jalur ganda (double track) guna memperlancar tranportasi kereta.

Selain itu, PT KAI berencana akan membangun beberapa jalur menuju Kualanamu Internasional Airport (KNIA). Hal ini dilakukan, karena akses menuju bandara tersebut masih tergolong sulit. Meski kini telah hadir kereta jurusan bandara (Railink), tetapi fasilitas itu belum terlalu menjangkau ke masyarakat tingkat menengah ke bawah.

“Awal penataan di Jakarta dari 2009. Sekarang sudah bisa dinikmati ribuan orang. Dan semua itu, tidak ada apa-apanya jika tidak ada masyarakat yang menikmati layanan itu. Di Medan sendiri, sedang dibangun 2 track. Dan nanti akan dibangun 4 track menuju Kualanamu,” terang Mateta.

Lanjutnya, Mateta mengungkap, perusahaan layanan jasa transportasi itu cukup maju. Kemajuan itu dapat dilihat dari banyak penggunaan jasa tersebut dari tahun ke tahun. Jasa itu, lebih banyak digunakan oleh perusahaan yang hendak mengangkut barang. Tetapi, pengguna jasa angkut penumpang bukan berarti tak penting.

Berdasarkan data pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Crude Palm Oil (CPO) dari 2015-2016, penggunaan jasa PT KAI Divre I Sumut mengalami kenaikan sebesar 11%. Lantas mengalami penurunan di jasa pengangkutan Lateks sebesar 14% dan barang sebesar 6%.

“Untuk pengangkutan penumpang tidak terlalu signifikan. Tapi pengangkutan barang yang lebih signifikan,” jelas Mateta.

Pun begitu, tak serta-merta jasa transportasi tersebut selalu lancar. Pihaknya menemukan beberapa hambatan yang cukup mengganggu. Seperti ulah masyarakat sekitar jalur KA yang kerab melakukan pelemparan dan meletakkan batu di atas rel. Juga, masyarakat yang tinggal di pinggiran rel. Hal ini berhubungan dengan keterlambatan proses pembangunan jalur ganda yang sedang berjalan.

“Namun hambatannya cukup sulit. Hambatannya berupa jalur yang tidak steril. Itu berupa lahan yang diduduki masyarakat. Tanah itu milik pemerintah yang diperuntukkan kepada PT KAI. Karena itu kami telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk menindak tegas. Sebab, kami sudah cukup bersabar, karena program pembangunan oleh Dirjen Perkeretaapian itu sudah terlambat satu tahun,” tandasnya.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini