Pilkada Simalungun, Diskusi Publik FORHATI Menakar Potensi Umat Islam

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Simalungun – FORUM Alumni HMI-Wati Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (FORHATI-KAHMI), mengundang tokoh-tokoh Islam, pengurus Ormas Islam se-Simalungun, berdiskusi menyatukan persepsi dalam Diskusi Publik bertajuk “Menakar Potensi Umat Islam Menyongsong Pilkada Simalungun Tahun 2020”.

Diskusi Publik digelar di Restoran Internasional Jalan Gereja Kota Pematangsiantar, Sabtu (7/9/2019).

Ketua FORHATI Kabupaten Simalungun, Deni Sartika SAg MAg, saat membuka diskusi public, mengatakan, menakar potensi umat Islam menyongsong Pilkada Simalungun 2020 merupakan pekerjaan rumah bersama umat Islam.

“Jika itu kita emban bersama sama, mari mengerucutkan sebuah pendapat yang memang jika mau kita pasti mampu. Bagaimana caranya? Mari bersama-sama,” lugas Deni.

Deni mengharapkan, dengan munculnya kader kader yang ingin bersama-sama memajukan Simalungun, agar tidak egois.

“Kalau kita ingin maju. Berikan peluang yang memang mampu untuk bisa membangun. Kalau hari ini kita bersama bisa menyatukan tekad dan masing-masing bisa berkontribusi dengan baik untuk Simalungun kedepan, mari bersama sama. Siapa pun itu, semoga Simalungun bersama kita,” pungkas Deni.

Deni berkeinginan, diskusi publik yang dilakukan, bisa menghasilkan out put sangat luar biasa karena memiliki tujuan bersama, ingin memajukan Kabupaten Simalungun.

“Kita sebagai generasi keumatan, bisa bersama-sama mengambil peluang peluang dalam memimpin Simalungun pada Pilkada 2020 mendatang,” ujar Deni.

Deni menambahkan, segala potensi yang ada memiliki standar, masing-masing nantinya diharapkan bisa diterima umat, dan perjuangan untuk meraihpun merupakan bahagian dari keinginan dari umat itu sendiri.

Hal senada juga dikatakan Ketua KAHMI Simalungun, Bakhtiar Sinaga SH. Saat menyampaikan sambutan, Bakhtiar menyebutkan, ketika bergulirnya Pilkada langsung pertama kali di Simalungun, pemenangnya adalah umat Islam, dan jargonnya saat itu adalah “Sudah Lama yang Kita Nanti-nantikan,”.

Tapi sayang, lanjut Bakhtiar, kondisi itu tidak dapat dipelihara dan tidak dapat diwujudkan pada periode periode berikutnya.

“Sebuah ironi, barang yang sudah ditangan, jatuh tidak bisa kita genggam. Diulang kembali merebut tahun 2010-2015 dan 2015-2020, itu lepas. Apa yang terjadi, ini sebuah masa yang dikatakan bahwa, kekuasaan adalah jalan untuk menolong umat kita,” kata Bakhtiar.

“Jadi kalau kita mau melihat potensi, saatnya kita kembali bersama-sama. Dan sudah waktunya elemen keummatan kembali merajut bersamaan itu,” tambah Bakhtiar. Berita Simalungun, Efendi

- Advertisement -

Berita Terkini