Menjalin Cinta Dalam Sistem Demokrasi Indonesia

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Batu Bara – Indonesia dalam persoalan politik lebih tepatnya disebut penganut Demokrasi Pancasila, karena pada dasarnya segala nilai-nilai Perbedaan yang terkandung dalam Demo Dan Kratos tersebut, berlandaskan Nilai dan prinsip yang termaktub dalam tiap-tiap butir Pancasila.

Menurut Guru besar Universitas Tarumanagara Guru Prof.Drs.C.S.T Kansil,S.H Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, yang merupakan sila keempat dari dasar Negara Pancasila seperti yang tercantum dalam alinea ke-4 pembukaan UUD 1945.

Melihat nilai yang terkandung dalam Pancasila, tidak ada bentuk kontroversi dengan realitas bangsa yang serba ber-bhinneka, Bahkan Masalah ideologi Negara sudah Selesai diperbincangkan, Dan para pendiri bangsa telah rela Menjadikan Pancasila sebagai Ideologi/Falsafah Negara.

Dalam pelaksanaan hidup yang berdemokrasi, perbedaan adalah bentuk kewajaran dalam Negara yang besar, yang memiliki penduduk melebihi 250 Juta jiwa.
Perbedaan, bukanlah objek yang patut disengketakan, atau malah dipertentangkan, Tapi Perbedaan adalah keragaman berpikir, dan corak dari negara besar yang sepantasnya dijadikan alat toleransi, antara suku,agama ras dan budaya.

Seperti halnya Menurut W.J.S Purwadarminta (Tokoh Sastra Indonesia) sikap toleransi adalah sikap menenggang berupa menghargai dan memperbolehkan suatu pendapat atau pandangan yang berbeda.

Dari persoalan politik pun, tak ada satu petunjuk dalam Pancasila yang menyeru warga negara untuk saling menggunjing, menghujat satu sama lain, justru malah di ajak untuk tetap satu langkah dan tujuan dalam membangun Indonesia (Bhineka Tunggal Ika).

Indonesia sangat jelas berbeda dari Negara yang lain, mereka Negara Arab misalnya, Penduduk nya berbahasa Arab, Namun Indonesia merupakan satu negara tapi memiliki berbagai keragaman suku dan budaya (Batak,Jawa, Melayu, Aceh, Gayo, Mandailing dsb) dan memiliki berbagai jenis agama.

Ini adalah bukti, perbedaan adalah aset kita, yang harusnya saling berinteraksi dengan penuh Cinta, bukannya malah dipersibukkan mencibiri sedikit perbedaan yang ada.

Ditulis Oleh
Arwan Syahputra (Koordinator Aktivis Millenials Medang Deras Kabupaten Batu Bara)

- Advertisement -

Berita Terkini