Peringati Harkitnas, Kelompok Milenial Lakukan Dialog Berturut-turut

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kelompok edukasi yang mengatasnamakan Rumah Milenial dan 2019 Kita tetap besaudara kembali menyelenggarakan Dialog Kebangsaan dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) bersama aktivis dan elemen dari berbagai kampus Sumatera Utara di Bengawan Cafe, Jalan Darussalam, No 25/53.

Imam Syuhada Akbar selaku founder Rumah milenial mengatakan sebelumnya dialog tersebut dilakukan di Djong Cafe, Jalan Wiliem Iskandar pada Senin (19/5/2019) lalu. Dan ini adalah dialog yang kedua kalinya sebagai bentuk tindakan pemuda milenial dalam merawat Bangsa Indonesia.

Menariknya, dialog kedua melibatkan tokoh-tokoh pemuda dan akademisi yang sudah tidak asing lagi dikalangan mahasiswa yaitu Feriansyah MPd sebagai akademisi Unimed, Joni Sandra Ritonga selaku ketua PC PMII Kota Medan, dan Wildan Ansori Hasibuan SSos yang merupakan aktivis milenial.

Dalam dialog santai tersebut, Feriansyah mengatakan bahwa untuk menjaga keutuhan jiwa Nasionalisme Milenial harus menjadi leader dan harus menghilangkan ke feodalan.

“Milenial harus menjadi leader dan pendidik kerena itu merupakan peran sentral untuk membangkitkan jiwa nasional,” jelasnya.

Selanjutnya dikatakan pula oleh Joni Sandra Ritonga Putu mengatakan, momen Harkitnas yang dilaksanakan hari ini hendaknya di manfaatkan oleh semua masyarakat untuk kembali menyatukan bangsa terutama nanti setelah ada keputusan hasil Pemilu.

“Sebagai anak bangsa kita harus bersatu untuk meneruskan perjuangan para pahlawan bangsa yang telah memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia,” katanya.

Oleh karenanya, Ia berharap masyarakat Indonesia segera sadar dengan larutnya masalah yang terjadi selama pemilu.

“Meskipun gejolak perpolitikan di indonesia tidak terbendung, tapi mari kita sadar bahwa kita adalah masyarakat yang cintai persatuan bukan malam terpecah bela dan dijadikan alat elit-elit politik,” tukasnya.

Kemudian ia juga menyinggung bahwa istilah people power bukan memberikan gerakan positif untuk rakyat, melainkan untuk memprovokasi melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai konstitusi.

“Kita bukan bicara 01 dan 02 melain 03 yaitu persatuan indonesia, nah inilah yang harus kita tanamkan,” jelasnya.

Untuk itu, sambung Joni, jangan jadikan pilihan yang berbeda ini menjadi perpecahan tetapi jadilah jarum yang akan mempersatukan kain yang sudah robek.

Hal yang senada disampaikan oleh Wildan Ansori Hasibuan mengenai kebangkitan nasional hal yang paling penting milenial harus menanamkan jiwa kepemimpinan.

“Saya melihat bahwa Milenial hari ini banyak yang takut dalam mengutarakan pendapatnya dan hanya menjadi kaum followers tidak berani mengutarakan pendapat karena takut,” jelasnya.

Kemudian ia menduga, kenapa milenial ketakutan dalam mengutarakan pendapat, mungkin sudah dibatasi dengan UU ITE sehingga milenial tidak berani mengemukakan pendapat.

“Jadi milenial harus ada ditanamkan rasa kepemimpinan dan tanggung jawab agar sadar bahwa pemudalah sebagai tonggak untuk menjaga bangsa ini,” tuturnya.

Di akhir penyampaian, beberapa audiens diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan pendapat sehingga forum dialog kebangkitan nasional menjadi hidup dan seru. Berita Medan, Alvian

- Advertisement -

Berita Terkini