Panas Knalpot Disulap Jadi Power Bank

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Yogyakarta – Dewasa ini transportasi online semakin menjamur. Tak terkecuali ojek roda dua. Bagi para pengemudi tentu kebutuhan energi untuk menyuplai baterai ponsel adalah kebutuhan utama.

Mereka yang kehabisan baterai dan tidak membawa power bank kini tak perlu resah lagi. Adalah Rahmat M Hasan, Enrico Maricar, dan Arya Daffa, ketiganya siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta, berhasil menemukan Pemanfaatan Limbah Styrofoam dan Termo Electro Cooler pada Knalpot Motor untuk Alternatif Pembangkit Listrik Mandiri.

Inovasi ini mampu menyulap energi panas yang dihasilkan knalpot menjadi sumber listrik yang salah satunya dimanfaatkan sebagai power bank.

Rahmat M Hasan yang didampingi Arya Daffa mengatakan, penelitian yang dilakukan ini merupakan hasil pengamatan kehidupan sehari-hari. Hasan, sapaan akrabnya, menjelaskan styrofoam banyak digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan seperti kemasan makanan, bahan kerajinan, dekorasi, bahan bangunan dan sebagainya.

“Jika penggunaan styrofoam tidak diimbangi dengan pengelolaan limbah yang baik, maka akan timbul pencemaran lingkungan,” ujarnya penuh semangat.

“Kita lalu punya ide untuk memanfaatkan suhu panas knalpot motor dan styrofoam sebagai pengganti Power bank,” sambungnya.

Secara sederhana, ia menjelaskan, panas dari knalpot disalurkan ke seng dan thermo electric cooler. Agar panas dapat mengendap maka digunakanlah styrofoam.

Panas dihasilkan dari proses itu, sementara dingin dikeluarkan dari headsing. Ketika panas dan dingin menyatu maka menghasilkan listrik.

“Alat ini bisa dibuat sendiri karena simpel. Jadi pengemudi dapat menghasilkan tenaga mandiri dari knalpot. Dengan alat ini kita bisa manfaatkan suhu panas knalpot motor dan styrofoam sebagai pengganti power bank,” ujarnya.

Kepala MAN 1 Yogyakarta, Wiranto Prasetyahadi mengapresiasi prestasi anak didiknya yang ternyata mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat di madrasah untuk kebutuhan sehari-hari.

“Kami tidak mengira, mereka yang masih kelas X dan XI ini mampu membuktikan penelitian mereka dan berprestasi di kompetisi tingkat nasional,” jelasnya.

Wiranto mengatakan, selama ini pihak madrasah selalu mendukung penelitian yang dilakukan oleh anak didiknya.

“Anggaran pun telah disiapkan untuk melengkapi laboratorium yang bebas dimanfaatkan oleh para siswa dalam melakukan penelitian,” katanya.

Selain itu, setiap harinya, ada satu jam guru KIR (kelompok ilmiah remaja) datang ke kelas untuk memberikan pendampingan dan motivasi agar para siswa dapat menuliskan ide-ide mereka.

“Kami akan terus mendukung potensi para siswa. Mudah-mudahan ini bisa menjadi awal yang baik untuk prestasi berikutnya,” imbuhnya lagi.

Guru Pembimbing KIR Nur Fathurahman Ridwan menambahkan, penemuan ini harus ditingkatkan dan dikembangkan.

“Karena penelitian ini mampu menjadi solusi dan sangat bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

- Advertisement -

Berita Terkini