Permainan Konyol Skip Challenge/Pass Out Challenge di Kalangan Remaja Harus Diwaspadai

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Wahyu Panjaitan

MUDANews.com, Jakarta – Jenis permainan baru yang disebut dengan “skip challenge” atau “pass out challenge” telah mewabah di kalangan anak-anak usia remaja (sekolah) sebagaimana beredar di media sosial.

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (JARANAN) mengimbau para orangtua dan pendidik di sekolah untuk mewaspadainya.

“Ini harus disikapi dengan kewaspadaan kita sebagai orangtua, pendidik, pelindung, sekaligus pengawal keselamatan dan proses tumbuh-kembang generasi anak-anak kita yang notabene adalah para pemilik paling sah atas masa depan bangsa dan planet bumi, harus terus disiagakan,” katanya kepada MUDANews.com, Senin (13/3).

Pasalnya, jelas Nanang, permainan ini merupakan permainan yang sangat berbahaya dan sangat tidak layak dimainkan, meski oleh orang dewasa sekali pun.

“Berdasarkan penelaahan Jaringan Anak Nusantara (JARANAN), kami menilai, bahwa skip challenge atau pass out challenge merupakan sejenis permainaan yang berbahaya sekaligus konyol dan tidak layak dimainkan oleh usia anak maupun orang dewasa,” jelasnya.

Permainan ini dilakukan oleh lebih dari satu orang anak atau sekelompok anak. Biasanya juga dilakukan secara bergantian, diselingi ‘ketawa-ketiwi’ dari anak-anak lain yang turut menyaksikan aksi tersebut.

“Seakan permainan ini sekedar atraksi seru-seruan, padahal dibalik itu bisa membahayakan keselamatan dan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian,” sebut Nanang.

Permainan konyol ini dilakukan dengan cara menekan bagian tertentu di daerah dada seorang anak oleh anak lainnya dengan kuat selama beberapa saat, yang kemudian menyebabkan pasokan oksigen ke otak anak tersebut berkurang atau malah terhenti. Sehingga menyebabkan anak itu kejang, yang berlanjut dengan kehilangan kesadaran (pingsan) sesaat. Lalu beberapa saat setelah itu, si anak tersebut akan kembali siuman.

“Setelah permainan ini dilakukan, tak sedikit anak yang merasa memperoleh sensasi pengalaman yang “ngeri-ngeri sedap”, menegangkan sekaligus menyenangkan. Padahal sesungguhnya aksi itu potensial membahayakan keselamatan dan kesehatan anak,” tegas Nanang.

Nanang juga menegaskan, permainan konyol ini dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan sel otak anak maupun sel tubuh lainnya.

“Padahal pula, saat pingsan lantaran pasokan oksigen ke otaknya terhambat, hal itu bisa menyebabkan potensi kerusakan jaringan sel-sel otak dan sel-sel tubuh lainnya, kelumpuhan, bahkan kematian,” demikian Nanang.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini