Memperkuat Diri Melawan Perang Pemikiran

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Ibnu Arsib Ritonga

MUDANews.com – “Misi kolonialisme dan misionaris terhadap Islam bukanlah menghancurkan kaum Muslimin. Namun mengeluarkan seorang Muslim dari Islam, agar dia menjadi orang Muslim yang tidak berakhlak. Dengan begitu akan membuka pintu bagi kemenangan imperialis di negeri-negeri Islam”. (Disampaikan Samuel Zwemmer, seorang misionaris, pada saat Konferensi Misionaris di kota Yerussalem tahun 1930)

Pernyataan di atas mengawali diskusi kita lewat tulisan singkat kali ini. Perang pemikiran (Ghazwul Fikr), suatu pembahasan yang sudah sering dibicarakan oleh para ahli atau orang-orang yang memusatkan perhatiannya untuk menyelamatkan ummat Islam dari serangan perang pemikiran, terkhususnya menyelamatkan generasi muda Islam masa kini.

Perang pemikiran (Ghazwul Fikr) yang dilakukan suatu kelompok yang ingin menghancurkan Islam adalah perpanjangan serangan dari perang fisik. Mengapa mereka merubah strategi dari perang fisik menjadi perang pemikiran? Jelas sudah apakah yang dikatakan Samuel Zwemmer di atas tadi. Ummat Islam untuk masa sekarang ini tidak dapat dikalahkan lewat perang fisik. Seribu meriam pun ummat Islam tidak akan pernah takut untuk menghadapinya. Ummat Islam mempunyai pegangan atau juga manhaj yang sangat kuat dalam berperang. Yaitu mempunyai Jihad fisabilillah (jihad di jalan Allah) dengan dua tujuan; “bahagia dalam kemenangan” dan “bahagia dalam mati syahid”. Kedua-duanya bahagia, ummat Islam tidak mengenal istilah kalah.

Dengan konsep jihad fisabilillah, para kelompok yang ingin menghancurkan Islam mengaku kalah lewat perang fisik dan kemudian merubah strategi perang dari perang fisik menjadi perang secara halus tapi sangat mematikan (seperti yang sudah dijelaskan tadi), dalam istilah bahasa Arabnya disebutkan Ghozwah (kata awal dari Ghazwul) berarti perang dan Fikr yang berarti pemikiran. Misinya tetap sama, mereka tetap ingin menghancurkan ummat Islam.

Dalam praktik pada serangan yang dilancarkan misionaris-misionaris lewat ghazwul fikr, secara garis besarnya ada tiga hal yang ingin mereka hancurkan sehingga secara otomatis ummat Islam atau juga agama Islamnya hancur, yaitu:

Pertama, kelompok yang ingin menghancurkan ummat Islam terlebih dahulu mereka akan mempengaruhi paham pemikiran (idologi) ummat Islam beserta paradigma ummat Islam, merusak ideologi ummat Islam yang berlandaskan Al-qur’an dan Hadist dengan kemudian menggantikannya atau mereka menanamkan ideologi-ideologi sesat yang mereka ciptakan. Mereka menciptakan dan menanamkan ideologi-ideologi yang bertentangan dengan  ajaran Islam. Ideologi-ideologi yang mereka tanamkan itu seperti idelogi Sekularisme (paham pemikiran yang ingin memisahkan urusan agama dengan urusan dunia. Ajaran agama tidak boleh mempengaruhi urusan bernegara), ideologi Pluralisme (paham persamaan dan tidak boleh mengklaim kebenaran absolut-dalam konteks keagamaan), ideologi Libaralisme (paham kebebasan berpikir dan bertindak tanpa batas agama), ideologi Materialisme-ateisme (paham yang tidak percaya pada Tuhan atau sesuatu yang metafisika), dan ideologi-ideologi sesat lainnya sehingga ajaran Islam diragukan kemudian perlahan-lahan Islam terasa asing dan ditinggalkan.

Kedua, menghancurkan akhlak ummat Islam terkhususnya mereka begitu gencar menyerang akhlak Islami kaum-kaum muda Islam. Coba kita pahami apa yang dikatakan Perdana Menteri Inggeris di bawah ini:

“Percuma kita memerangi ummat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dalam dada pemuda-pemuda Islam bertengger Al-qur’an. Tugas kita sekarang adalah mencabut Al-qur’an dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan ummat Muhammad daripada seribu meriam. Oleh karena itu tanamkanlah ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks,” William Ewart Gladston (1809-1898)

Jadi jelas, target kedua adalah pengrusakan akhlak ummat Islam. Jikalau akhlak ummat Islam rusak maka Islam pun akan rusak. Salah satu tugas diangkatnya Muhammad bin Abdullah menjadi nabi dan Rasul adalah untuk memperbaiki akhlak. Jikalau kita tarik ke Indonesia, dahulu Indonesia dihancurkan dengan istilah 3G (Gold, Gospel dan Glory) sekarang ummat Islam di Indonesia bahkan di dunia diserang dengan istilah 3F (Fun, Fashion dan Food).

Umat Islam di dunia ini, terkhususnya pemuda-pemuda Islam terus dipengaruhi lewat hiburan (fun) yang menjadikan pemuda-pemuda Islam menjadi hedon dan apatis, seperti hiburan dengan film-film berbau seks, musik-musik sesat dain sebagainya. Selain dari hiburan, ummat Islam juga diserang lewat busana atau mode (fashion) seperti baju-baju yang mengumbar aurat. Tidak hanya lewat hiburan dan busana, ummat Islam juga diserang dan pengaruhi lewat makanan beserta minuman-minuman haram. Islam menganjurkan supaya kita mngkonsumi makanan dan minuman yang halal lagi baik (halalan thoyyiban). Akan tetapi, hari ini banyak ummat Islam tidak terlalu memperhatikan hukum halal-haram suatu makanan yang dikonsumsi. Begitulah cara mereka (baca: misionaris) menghancurkan akhlak ummat Islam.

Ketiga, menghancurkan akidah ummat Islam. Ini adalah target yang terakhir setelah menanamkan paham-paham pemikiran dan atau paradigma sesat, menghancurkan akhlak ummat Islam, kemudian usaha terakhir adalah menghancurkan akidah supaya ummat Islam keluar dari agama Islam itu sendiri. Banyak ummat Islam yang menjadi murtad dan menjadi kafir. Dalam pandangan mereka, dengan banyaknya ummat Islam yang murtad (keluar dari Islam), maka Islam akan semakin gampang dihancurkan. Allah SWT. menjelaskan ini lewat terjemahan firmanya dalam Al-qur’an:

“…. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup,” (Al-qur’an surah Al-Baqarah: 217).

“Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehingga kamu sama (dengan mereka),” (Al-qur’an surah An-Nisa:89).

Untuk memperlancar serangan dalam perang pemikiran ini, perlu kita ketahui mereka menggunakan sarana-prasarana kecanggihan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Misanya, untuk menyebarkan paham-paham pemikiran sesat yang mereka ciptakan, mereka menggunakan media-media sosial online beserta penyebaran buku-buku. Untuk menanamkan paham sesat itu, mereka juga menyekolahkan pelajar-pelajar Islam dari Indonesia misalnya ke negara-negara sekuler-liberal sehingga pulang kembali ke Indonesia akan membawa paham sekuler-liberal. Bahkan konsep pendidikan pun sudah mereka kuasai. Segala sarana-prasarana mereka kuasai untuk menghancurkan ummat Islam.

Nah, apa yang harus kita lakukan supaya tidak tersesat dan menjadi korban mereka? Supaya terhindar dari mereka dan agar ummat Islam tidak hancur? Menurut saya, kita harus mengokohkan keimanan kita, melandaskan hidup kita pada ajaran Allah SWT. dan Rasulullah SAW. menjadikan Islam sebagai paradigma (cara pandang) kita yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist. Karena dalam kitabullah tidak ada lagi keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al-Baqarah:2).

Kemudian, kita harus mempelajari dan mengenali staretegi-strategi para kelompok yang ingin menghancurkan ummat Islam. Mempelajari tentang mereka (para penghancur ummat Islam) tanpa mengikuti apa yang salah dari mereka perbuat. Yang terakhir adalah mari sama-sama menjaga diri, keluarga, bangsa dan negara dari orang-orang atau kelompok-kelompok yang ingin menghancurkannya. Jagalah generasi muda Islam serta pemimpin-pemimpin kita yang baik-baik, pemimpin-pemimpin yang tidak zalim.

Penulis adalah seseorang yang ingin menjadi writer.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini