Mengenali Potensi dan Kecerdasan Alami yang Dimiliki Seorang Anak

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Wahyu Panjaitan

MUDANews.com – Potensi alami seorang merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan hidupnya. Potensi alami, juga akan menjadi salah satu faktor terkuat yang akan menentukan bagaimana kehidupan anak setelah melalui masa anak-anak.

Kebanyakan orang menyangka, potensi alami yang dimiliki anak selalu spesifik atau hanya beberapa saja. Bahkan, ada juga yang menyangka bahwa potensi alami seorang anak hanya satu.

Namun, menurut Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (JARANAN), Nanang Djamaludin, potensi alami seorang anak tidak bersifat tunggal, melainkan bersifat majemuk atau sangat banyak.

“Apa yang dimaksud dengan potensi alami seorang anak sebenarnya adalah seluruh potensi kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak, yang mana kecerdasan itu bersifat majemuk bukan tunggal, yang merupakan pemberian Tuhan dalam bentuk ‘instalan program Tuhan’ pada diri setiap anak yang dilahirkan,” katanya kepada MUDANews.com, Kamis (23/2).

Nanang menjelaskan, sebagai sebuah potensi dari kecerdasan majemuk, yang oleh Howard Gardner diidentifikasi dengan delapan jenis kecerdasan (kecerdasan kinestetik, logik- matematik, verbal-linguistik, visual-spasial, naturalis, intra-personal, inter-personal, musikal), sebenarnya semua anak yang baru saja dilahirkan memiliki kedelapan jenis potensi kecerdan itu.

“Malah sebenarnya saya dan kawan-kawan Jaringan Anak Nusantara (JARANAN) meyakini bahwa potensi jenis-jenis kecerdasan dari setiap yang lahir ke dunia berjumlah 99, sebanyak nama-nama pada Asmaul Husna,” jelasnya.

Dalam perkembangannya, potensi alami seorang anak yang bersifat majemuk ini semakin tidak dipahami oleh banyak orang, khususnya para orangtua dan pendidik.

“Karena seluruhnya masih berupa potensi, kemudian dalam perkembangannya, ketika potensi-potensi itu ternyata tidak diasah atau justru malah dihambat (terhambat) oleh orangtua, para pendidik, dan oleh lingkungan sekitar anak, maka banyak dari potensi jenis-jenis kecerdasan itu yang akhirnya tidak aktual dan faktual berlangsung dalam kehidupan keseharian anak,” ungkapnya.

“Padahal sebenarnya sejak awal begitu anak tersebut lahir, setiap potensi kecerdasan itu benar-benar nyata,” tambahnya.

Nanang menekankan, jika peran orangtua dan pendidik sangat vital dalam proses merangsang dan mengasah kecerdasan atau potensi alami yang ada pada diri sang anak.

“Sebaliknya jika setiap potensi jenis kecerdasan anak itu dirangsang dan diasah oleh orangtua, para pendidik anak, dan lingkungan di sekitar anak, secara tepat dan benar sehingga mewujud secara aktual dan faktual dalam proses tumbuh-kembang anak sehari-hari, maka itulah yang diharapkan,” demikian Nanang.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini