Misi Abad Ini: Nalar Media

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Shohibul Anshor Siregar

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Lima strategi meruntuhkan Islam yang digeluti oleh media mainstream saat ini termasuk di Indonesia:

  1.  Menonjolkan ekspose atas potret buruk tertentu dan menggeneralisasinya sebagai kenyataan yang berlaku untuk seluruh dunia Islam.
  2.  Merujuk ayat tetentu dari Al-Quran dan hadits dengan menyesatkan konteks (out of context).
  3.  Memberi terjemahan secara salah (wrong meaning) atas ayat-ayat tetentu dari Al-Quran atau hadits.
  4.  Mengedepankan sesuatu keburukan dengan menghubungkannya sebagai bagian integral dari Islam.
  5.  Mengutip Al-Quran dan hadits secara benar, namun memberi angle berbeda.

Begitulah dunia muslim telah mereka anggap sah sebagai komunitas ekstrimis, fundamentalis, anti humanity, anti peradaban, anti modernitas, teroris dan lain-lain.

“Jihad” adalah kata yang paling banyak digunakan untuk menyesatkan. Terjemahan paling disukai ialah “holy war“. Dengan itu pula mereka menuduh suicide bombing (bom bunuh diri) itu adalah cara yang khas Islam.

Dengan perspektif itu mereka terus menerus melancarkan tuduhan Islam disebarkan melalui pedang.

Tetapi mereka tak akan bisa menjawab pedang apa jenisnya yang digunakan hingga Indonesia menjadi mayoritas Islam?

Mereka selalu lupa bertanya mengapa pula pertumbuhan demografis umat Islam jauh melampaui agama-agama lain di Barat mau pun di Timur? (Dari tahun 1934 hingga 1984 tumbuh 235 %).

Itu tak membuat kita lupa mencatat bahwa dalam 150 tahun terakhir (1800-1950, Time Magazine 16th April 1979) mereka sudah mencetak 60.000 buku menentang Islam.

Dr Zakir Naik menyarankan, “We should train ourselves in the media”.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini