[Profil] Saiful Sagala, Insan Pejuang Pendidikan dari Sumatera Utara

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Wahyu Panjaitan

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Prof. Dr. H. Saiful Sagala, S.Sos. M.Pd, salah satu tokoh pendidikan Sumatera Utara. Beliau lahir di Simalungun, 09 Mei tahun 1958. Hampir seluruh umurnya diberikannya untuk menempuh pendidikan dan mengabdikan diri untuk memberikan pendidikan. Hal itu dapat kita lihat pada diri Saiful Sagala yang hingga saat ini tak terlihat kebosanan pada diri beliau untuk menempuh pendidikan dan memberikan pendidikan. Beliau menyelesaikan S1 pada tahun 1984 di Fakultas Ilmu Pendidikan, Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Medan (FIP IKIP Negeri Medan) sekarang Universitas Negeri Medan (Unimed). Pada tahun 2004 jenjang S1 juga beliau selesaikan di FISIP Universitas Nurtanio Bandung Jurusan Administrasi Negara, menyelesaikan S2 pada tahun 1995 jurusan Manajemen pendidikan di Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang dan terakhir menyelesaikan S3 di Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Administrasi Pendidikan tahun 2003.

Sejatinya manusia itu harus selalu memiliki semangat mengenyam pendidikan dan memberikan pendidikan, karena pendidikan itu ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Demikian yang disampaikan Ketua Dewan Pendidikan Sumut, Prof. Dr. H. Saiful Sagala, S.Sos. M.Pd., saat ditanyai alasan beliau mengenai pengabdiannya terhadap pendidikan dan pentingnya mengenyam pendidikan, pada Rabu (1/2) di kantornya, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

“Untuk menjadi manusia yang bermartabat dan mulia hidup kita harus dipenuhi dengan semangat belajar dan juga spirit mengajar,” katanya.

Guru Besar Universitas Negeri Medan ini juga mengatakan, sebagai seorang muslim ada tiga hal yang selalu ia pegang erat dalam hal menimba ilmu dan memberikan ilmu kepada masyarakat demi kemajuan bangsa dan negara.

“Sebagai seorang muslim ada tiga hal yang mendasari saya untuk terus menimba ilmu dan memberikan pendidikan kepada masyarakat, tiga hal tersebut pertama adalah saya tidak ingin meninggalkan anak-anak saya atau pun orang lain dalam keadaan lemah, kemudian yang kedua tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat dan yang terakhir ditinggikan beberapa derajat orang yang berilmu,” jelas beliau.

Dengan detail Pengurus Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Sumut (MW KAHMI Sumut) ini menjelaskan tiga hal yang selalu ia pegang itu.

“Yang pertama adalah Orangtua harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menjamin kelangsungan hidup anak-anaknya, Jangan sampai ia meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan lemah (dha’if). Allah SWT berfirman: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan anak cucu dibelakangnya dalam keadaan lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa’: 9)”.

Lanjutnya, ”Dekatlah kamu pada anak-anakmu dan perbaikilah budi pekerti mereka, Memberikan pendidikan kepada mereka dengan secara baik apakah lewat jalur formal ataupun non-formal serta mendidik mereka untuk membudayakan akhlakul karimah adalah kewajiban orangtua terhadap anak-anaknya”.

“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat, Hadits tersebut menjadi dasar dari ungkapan Long life education atau pendidikan seumur hidup, kehidupan didunia ini rupanya tidak sepi dari kegiatan belajar, sejak mulai lahir sampai hidup ini berakhir,” lanjutnya dengan penuh semangat.

Lalu ia juga mengatakan, “wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Mujadalah/58: 11).

Ayat-ayat diataslah yang menjadi pegangan hidup Saiful Sagala untuk terus menimba ilmu dan mengabdikan dirinya untuk terus memberikan pendidikan.

“Ayat di atas menjelaskan untuk bersemangat menuntut ilmu, belapang dada, menyiapkan kesempatan untuk menghadiri majelis ilmu, bersemangat belajar, menyiapkan segala sumberdaya untuk meningkatkan keilmuan kita, dan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, dan inilah yang yang saya pegang erat untuk mengabdikan diri saya dalam hal memberikan pendidikan,” kata Saiful Sagala.

Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budidaya Binjai (STKIP BD Binjai) ini juga menyakini bahwa jika semua orang memiliki dan memahami tahapan berfikir yang seperti itu maka semua orang akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan pasti akan mengabdikan dirinya untuk terus memberikan pendidikan kepada orang lain.

“Yakin dan percayalah, kualitas pendidikan kita akan semakin baik jika tahapan dan proses berfikir kita seperti demikian, orang akan sadar betapa pentingnya pendidikan, baik pendidikan secara formal maupun nonformal,” katanya.

Kepedulian dan dedikasi beliau terhadap pendidikan tidak berhenti hanya sebatas mengajar dikampus-kampus dan aktif diberbagai organisasi pendidikan, beliau juga aktif menulis buku. Lewat semangat membaca dan kegigihan beliau dalam berkarya, banyak sudah buku yang ia lahirkan, diantaranya buku yang berjudul Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Konsep Dan Makna Pembelajaran untuk Membantu emecahkan problematika belajar dan mengajar, Budaya dan Reiventing Organisasi Pendidikan, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan dan masih banyak lagi.

Saiful mengatakan membaca dan menulis merupakan aktivitas yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Karena dengan membaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan dan dengan menulis akan menghasilkan sebuah karya yang akan abadi dan terus mengalir manfaatnya walaupun penulis sudah tidak di dunia lagi.

“Membaca itu dapat menambah wawasan, tidak peduli apapun jenis bacaannya, seperti novel, surat kabar, majalah atau ensiklopedia. Manfaat membaca buku lainnya yaitu mampu memberikan hiburan dan sarana refreshing bagi sebagian orang dan membaca juga mampu membuat otak selalu aktif setiap waktu, begitu juga dengan menulis, penulis lewat tulisannya akan terkenang dengan utuh gagasan pemikirannya dan utuh tersampaikan,” jelas Guru Besar Unimed Ini.

Syaiful juga menilai bahwa dengan tingginya kualitas minat membaca dan menulis rakyat Indonesia akan menjadikan Indonesia lebih maju, dan sebaliknya Indonesia ini akan mengalami kemunduran jika tingkat minat membaca dan menulis rakyatnya rendah.

“Maka jika rakyat Indonesia jarang membaca apalagi menulis, sudah jelas negara ini akan mengalami sakit lalu akan terjadi kemunduran sebuah generasi. Namun sebaliknya jika minat baca rakyat Indonesia tinggi maka negara ini sedang menyongsong kebesarannya. Karna kemampuan membaca adalah cerminan kualitas Ilmu sebuah generasi,” katanya.

Diakhir wawancara dengan beliau, Saiful berharap semua element harus terlibat dan harus memberikan perhatian yang lebih terhadap kemajuan pendidikan Indonesia, baik itu pemerintah, tenaga pendidik, mahasiswa dan juga masyarakat Indonesia, agar tercapai apa yang menjadi tujuan negara dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Saya berharap kepada seluruh rakyat Indonesia baik Pemerintah, tenaga pendidik, mahasiswa dan juga masyarakat untuk terus ikut serta dalam memajukan pendidikan Indonesia, semoga beruntung dan mulialah orang-orang yang tulus mengabdikan dirinya dalam memajukan pendidikan Indonesia,” pungkas Prof. Dr. H. Saiful Sagala, S.Sos. M.Pd.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini