Abad 21, Masyarakat Harus Ambil Andil dalam Pembangunan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Wahyu Panjaitan

MUDAnews.com, Medan (Sumut) – Di tengah perkembangan dan perubahan zaman, pemerintah tidak lagi menjadi satu-satunya penggerak pembangunan baik di daerah maupun pusat. Masyarakat memiliki andil untuk ikut melaksanakan pembangunan.

Hal ini disampaikan oleh Communication Specialist USAID PRIORITAS Sumatera Utara, Erix Hutasoit ketika berbicara soal menulis best practices untuk pembangunan di Medan, Jumat (20/1)

“Paradigma pembangunan abad 21 ditujukan untuk membangun kemandirian warga. Partisipasi warga merupakan kunci keberhasilan pembangunan,” katanya.

Dikatakan Erix, Salah satu contohnya adalah lembaga seperti Centre for Disaster Risk Management & Community Development Studies (CDRM&CDS) Universitas HKBP Nommensen yang telah memiliki pengalaman mendorong partisipasi warga membangun lingkungan masing-masing.

“Lembaga ini membantu masyarakat untuk mengurangi resiko bencana. Ini pekerjaan yang hebat,” tambahnya.

Lebih lanjut Erix menjelaskan, keberhasilan-keberhasilan CDRM&CDS itu, perlu didokumentasikan melalui penulisan best practices, pembuatan video dokumenter, penerbitan media, foto, dan arsip.

“Ini yang disebut knowledge management. Dengan pengetahuan yang sudah tersistematika, kita bisa mewariskan pengetahuan baru kepada anak cucu untuk menghadapi bencana di masa depan. Bahkan komunitas masyarakat lain, bisa meniru apa yang dikerjakan oleh CDRM&CDS. Penyebarluasan best practices tentu saja akan mempercepat pembangunan dan kemandirian warga,” jelasnya.

Sedangkan Direktur CDRM&CDS Kepler Silaban mengatakan, sejak 2008 pihaknya telah fokus memperkuat kemampuan masyarakat untuk mengurangi resiko bencana.

“Mereka kami latih dan simulasikan tentang aksi tanggap darurat kebencanaan dan bagaimana menyelamatkan diri ketika bencana,”terangnya.

Selain penanganan bencana, CDRM&CDS juga menerapkan pengembangan ekonomi kepada masyarakat. Masyarakat dilatih mengelola tanah secara organik, membuat pupuk organik dan beradaptasi terhadap perubahan iklim.

“Kami bantu mereka menyusun rencana, melakukan aksi dan bagaimana mitigasi terhadap perubahan iklim,” tutupnya.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini