Presiden Berpesan Agar Perwira Remaja Jangan Takut Dikritik

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo memimpin secara langsung upacara Prasetya Perwira (Praspa) TNI-Polri tahun 2017 yang bertempat di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (25/7).

Presiden yang bertindak selaku inspektur upacara pada kesempatan tersebut melantik dan mengambil sumpah para calon perwira remaja (capaja) yang berjumlah 728 orang.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menyematkan tanda pangkat di pundak empat orang perwira remaja yang meraih prestasi terbaik dan penghargaan Adhi Makayasa, baik dari Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Laut (AAL), Akademi Angkatan Udara (AAU), maupun Akademi Kepolisian (Akpol). Perwira remaja berprestasi tersebut yaitu Wiraswanrill Sagala dari Akmil, Samsul Huda dari AAL, Bernardinus Yoga Kristian dari AAU, dan Ade Hertiawan Yuliansyah dari Akpol.

Setelah menyematkan tanda pangkat kepada empat orang perwira terbaik, Presiden mengambil sumpah seluruh perwira TNI dan Polri. Pengambilan sumpah tersebut secara simbolis diwakili oleh empat perwira yang masing-masing mewakili agamanya, yakni Muiz Arrazaq (Akmil) sebagai perwakilan agama Islam, Gracecilia Stevani (AAL) mewakili agama Protestan, Bartholomeus Ridho Mahadan (AAU) mewakili agama Katolik, dan Kadek Dian Sri Rahayu (Akpol) mewakili agama Hindu.

Para perwira yang dilantik langsung oleh Presiden itu terdiri atas 437 perwira dari TNI dan 291 perwira dari Polri. Pelantikan 437 perwira dari Akademi TNI itu didasarkan pada Surat Keputusan Presiden Nomor 46 TNI Tahun 2017. Sementara itu, 291 perwira lain yang berasal dari Akademi Kepolisian dilantik berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 47 Polri Tahun 2017.

Dalam amanatnya, Presiden Joko Widodo memberikan ucapan selamat kepada para perwira dari TNI dan Polri yang baru saja dilantik. Presiden juga mengingatkan bahwa perjalanan mereka sebagai abdi negara dan masyarakat baru saja dimulai.

“Ingat bahwa perjalanan kalian baru saja dimulai. Perjalanan menjadi perwira yang setia dan mengabdi kepada bangsa, negara, dan rakyat Indonesia,” ucap Presiden.

Bersiap Hadapi Perubahan Global
Presiden menegaskan kembali bahwa reformasi di tubuh TNI dan Polri adalah kunci menuju masa depan dalam menghadapi tantangan kedaulatan negara dan keamanan yang perubahannya semakin cepat. Untuk itu, Presiden berpesan kepada para perwira agar segera mempersiapkan diri untuk berbenah sehingga di kemudian hari mampu menjadi penentu pelaksana reformasi di tubuh institusi masing-masing.

Tantangan kedaulatan dan ketertiban di dalam negeri yang akan dihadapi oleh para perwira TNI dan Polri tersebut, Presiden melanjutkan, di antaranya berupa upaya pengeroposan nilai-nilai Pancasila, tindak kekerasan dan anarkisme, terorisme, meningkatnya peredaran narkoba, penyelundupan, serta perdagangan ilegal.

“Di luar negeri, isu-isu seperti kompetisi global, permasalahan perbatasan, konflik antarnegara, konflik intranegara, peperangan asimetris, perebutan cadangan energi, perlombaan senjata oleh negara-negara berkekuatan militer besar, maupun berkembangnya ISIS dan foreign terrorist fighters, menjadi isu-isu yang memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap negara kita, Indonesia,” tambah Presiden.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan soliditas TNI dan Polri sebagai garda terdepan penjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ego sektoral masing-masing institusi tentu harus dihilangkan.

“TNI dan Polri merupakan alat negara yang terdepan dalam menjaga pertahanan dan keamanan NKRI. Oleh sebab itu, TNI dan Polri harus bersinergi, harus berkoordinasi, harus bersatu, bergotong royong, untuk kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia. Hilangkan egosektoral, tingkatkan jiwa korsa serta soliditas dan solidaritas TNI dan Polri,” tegas Presiden.

Selain itu, terhadap segala perubahan dan dinamika yang terjadi di lapangan, Presiden kembali mengingatkan agar para perwira mampu bersikap responsif dan terus meningkatkan kualitas kerja secara profesional. Presiden berpesan agar seluruh pihak senantiasa menerima segala kritik yang ditujukan kepada mereka dan mau memperbaiki diri.

“Jadikan kritik sebagai masukan, jadikan masukan sebagai sumber kekuatan untuk transformasi,” kata Presiden. (ka)

 

- Advertisement -

Berita Terkini