Pentingnya Memperingati Maulid Muhammad SAW (2)

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Alasan ketiga, mengapa harus memperingati hari maulid adalah bahwa Rasulullah saw sendiri mementingkan berpuasa pada hari tersebut. Yaitu setiap hari senin seperti yang diriwayatkan oleh Abi Qatadah dalam Imam Muslim;

“Dari Abu Qotadah r.a, sesungguhnya Rosulululloh SAW ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab : ‘Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu’.” (HR Muslim)

Sabda ‘yauma wulidtu fihi (itu adalah hari aku dilahirkan)’ adalah kalimat yang menekankan betapa hari tersebut sangatlah berharga bagi Rasulullah saw. sehingga beliau berpuasa di hari dari hari-hari (ayyam) tersebut.

Diantaranya dalam Surat Ibrahim ayat 5 dan al-Jatsiyah ayat 14: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): “Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah”(Ibrahim:5)

Alasan keempat, adalah bahwa Rasulullah saw sangat mementingkan nilai kesejarahan sebuah kejadian. Kesadaran Rasulullah saw atas pentingnya nilai sejarah haruslah kita teladani. Diantara bukti peneladanan tersebut dengan mengadakan peringatan maulid nabi. Karena yang demikian itu sungguh akan mengingatkan kita pada terbitnya ‘cahaya’ yang menginari jagad raya.

Sungguh jika kami diseru, kami akan datang  mengingat momentum tersebut dan menjadikannya sebagai ibroh pelajaran di masa kini dan masa depan. Oleh karena itulah Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk berpuasa di hari10  bulan Muharram (asyuro’) untuk memeringati kemenangan Nabi Musa as ata raja Fir’aun.”

Demikian tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu dalam Shahih Bukhari No 1900, “Tatkala Nabi Shallallahu’alaihi wasallam datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, ‘Hari apa ini?’. Orang-orang Yahudi menjawab, ‘Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya’, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini.Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, ‘Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi)’.”

Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya. [HR Al Bukhari].

Alasan kelima, Muhammad SAW adalah rahmat bagsekalian alam yang membawa Al Qur’an.

Para mufassir berbeda pendapat mengenai hal ini. Namun dalam ulumul qur’an diterangkan bahwa menafsirkan ayat dengan ayat al-Qur’an yang lain merupakan bentuk penafsiran yang paling kuat. Karenanya as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur menafsirkan kata rahmat dengan Surat al-Anbiya ayat 107:

وماأرسلناك إلا رحمة للعالمين

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya: 107)

Apakah yang dimaksud dengan rahmat dalam ayat di atas? Apakah bentuk rahmat itu?

Sebagaimana dikutip dari Ibnu Abbas:

Bahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah swt adalah ilmu dan rahmat-Nya adalah Nabi Muahammad saw. Allah swt telah berfirman, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (al-Anbiya: 107)

Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah saw memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi alam jagad raya. Maka kalimat selanjutnya dalam Surat Yunus di atas yang berbunyi ‘hendaklah mereka bergembira’ secara otomatis memerintahkan kepada umat muslim menyambit gembira atas rahmat tersebut. bukankah ini alasan yang sangat penting mengapa kita harus bergembira menyambut maulidurrasul?

bersambung

- Advertisement -

Berita Terkini