Pemilu Jepang, Shinzo Abe Menang Telak dalam Hitung Cepat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Tokyo – Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bersama partainya, Partai Demokrasi Liberal (LDP), diperkirakan kuat memenangkan pemilihan umum yang digelar pada hari ini, Minggu (22/10).

Penghitungan cepat yang dilakukan televisi TBS menunjukkan LDP diprediksi meraih 311 kursi dari total 465 kursi kamar bawah parlemen. Kantor berita NHK menuturkan peluang partai berkuasa di Jepang itu pun semakin dekat untuk menduduki dua pertiga mayoritas kursi di parlemen.

Sementara itu, Walikota Tokyo Yuriko Koike bersama partainya, Kibo no To atau Partai Harapan, gagal mengalahkan kekuatan LDP sebagai partai oposisi baru dalam pemilu.

Partai Harapan masih harus bersaing dengan partai baru lainnya, Partai Demokratik Konstitusional Jepang (CDPJ), untuk menempati oposisi utama LDP. Jajak pendapat TBS bahkan menunjukkan Partai Harapan kalah suara dengan CDPJ.

“Ini adalah hasil pemilu yang sangat sulit. Kami berupaya menempatkan kebijakan sebagai prioritas utama. Namun, hasil yang kami dapatkan sangatlah sulit, saya meminta maaf karena (kegagalan) itu,” ucap Koike seperti dikutip Reuters.

Meski begitu, hasil pemilu resmi dijadwalkan baru akan keluar pada Senin (23/10) pagi. Kemenangan LDP pun dianggap dapat memperbesar peluang Abe kembali menjabat sebagai pemimpin partai tersebut untuk ketiga kalinya pada September mendatang.

Prestasi dalam pemilu kali ini juga dinilai mampu memperlancar upaya Abe untuk mengamankan jabatannya sebagai perdana menteri terlama Jepang yang telah berkuasa sejak 2012 silam.

Sejumlah pengamat menuturkan kesuksesan LDP dalam pemilu hari ini pun dapat memperlancar usaha pemerintahan Abe merealisasikan sejumlah prioritasnya, seperti memperkuat angkatan bersenjata Jepang.

Padahal, berdasarkan Pasal 9 konstitusi, Jepang dilarang memiliki angkatan bersenjata sebagai hasil kesepakatannya dengan Amerika Serikat pada masa Perang Dunia II lalu. Namun, pemerintahan Abe mengesampingkan pasal tersebut dengan alasan pertahanan diri.

Sejumlah koalisi partai LDP, seperti Komeito, pun mendukung rencana Abe untuk mengubah konstitusi tersebut demi memperkuat militer Jepang di tengah munculnya sejumlah tantangan di kawasan, seperti China dan krisis nuklir Korea Utara yang semakin mengkhawatirkan.

Meski begitu, beberapa pihak dari koalisi LDP dikabarkan masih belum menyetujui seluruh rincian amandemen tersebut.

“Karena tidak ada yang mudah jika menyangkut perubahan konstitusi,” tutur Tobias Harris, seorang analis dari Teneo Intelligence yang berbasis di Washington.

- Advertisement -

Berita Terkini