AS Tuduh Suriah Kembali Rencanakan Serangan Kimia

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Washington DC – Gedung Putih mengancam Presiden Suriah Bashar al-Assad bahwa dia dan pasukan militernya akan “membayar mahal” jika kembali melakukan serangan kimia. Gedung Putih menyebut mereka yakin bahwa Suriah tengah mempersiapkan serangan tersebut.

Pernyataan itu dikeluarkan Gedung Putih pada Senin (26/6) waktu setempat. Istana Kepresidenan AS itu mengungkap Assad akan kembali melakukan serangan kimia serupa dengan insiden beberapa waktu lalu, yang memicu Donald Trump menggempur basis militer Suriah dengan rudal.

“Amerika Serikat mengetahui adanya potensi serangan kimia lainnya oleh rezim Assad yang akan menewaskan banyak warga sipil, termasuk anak-anak yang tak bersalah,” ujar Jurubicara Gedung Putih Sean Spicer.

“Jika Assad melakukan serangan lain menggunakan senjata kimia, dia dan pasukan militernya akan membayar mahal,” tambah Spicer, seperti dilaporkan Reuters.

AS dan pejabat intelijen negara sekutu disebut telah mengintai beberapa wilayah yang dicurigai merupakan persembunyian gudang senjata kimia Assad. Pemeriksaan itu didasarkan pada lokasi yang tersembunyi serta pengamanan yang ketat di lokasi tersebut.

Pernyataan Gedung Putih itu didasarkan pada laporan adanya aktivitas abnormal di lokasi tersebut dan kemungkinan besar berasosiasi dengan persiapan serangan kimia.

Kendati informasi itu belum bisa dikonfirmasi 100 persen, AS memutuskan memberi peringatan keras sekaligus konsekuensi jika Assad kembali melakukan serangan kimia.

Di sisi lain, penjabat Gedung Putih lainnya tidak ingin berkomentar tentang rencana AS selanjutnya ataupun soal informasi intelijen yang mendasari pernyataan soal potensi serangan Suriah tersebut.

Trump, yang langsung mencuit di Twitter tak lama setelah pernyataan itu dirilis, juga tak menyinggung soal Suriah. Alih-alih dia fokus pada laporan dari Fox News mengenai Barack Obama dan pemilu 2016.

Sebelumnya, Trump memerintahkan serangan udara ke basis militer Shayrat di Homs, Suriah, pada April, sebagai respons atas serangan kimia yang menewaskan 87 warga sipil, termasuk anak-anak. Washington dan negara-negara Barat meyakini Assad berada di balik serangan tersebut, kendati tudingan itu terus dibantah Suriah.

Assad, dalam wawancaranya dengan AFP, mengatakan bahwa serangan bulan April lalu, merupakan “100 persen dibuat-buat” hanya untuk membenarkan gempuran udara AS.

Serbuan itu merupakan aksi keras pertama AS dalam perang sipil Suriah selama 6 tahun terakhir, dan meningkatkan risiko konfrontasi dengan Rusia dan Iran, dua sekutu utama Assad. (ka)

- Advertisement -

Berita Terkini