Latihan Gabungan AS-Korsel, Efek Ketegangan Ancaman Nuklir Korut

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com – Suasana ketegangan sepertinya muncul ketika Korea Utara (Korut) kembali melakukan uji coba terhadap peluncuran nuklir balistik pada 12 Februari lalu.

Hal ini terlihat dari diadakannya latihan gabungan besar-besaran yang dilakukan oleh Pasukan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS), Rabu (1/2) kemarin.

Hal ini terlihat memiliki kesan untuk memanas-manasi Korut. Namun latihan gabungan ini dilakukan untuk menguji kesiapan pertahanan kedua negara tersebut dalam menghadapi ancaman nuklir Korut yang dikenal sebagai negara komunis itu.

Seperti dilansir RMOL.co, Kamis (2/3), Latihan militer yang disebut Foal Eagle ini akan berlanjut hingga akhir April mendatang, namun demikian untuk rincian lebih lanjut, kedua negara ini tidak jauh menjelaskan.

Jim Mattis, Menteri Pertahanan AS mengatakan kepada Han Min-Koo Menteri Pertahanan Korsel, melalui pembicaraan telepon bahwa AS akan terus membela negara sekutunya, Korsel.

Sealiknya, dalam percakapan tersebut, Han megatakan kepada Mattis bahwa latihan militer gabungan tahun ini merupakan latihan militer terbesar yang dilaku­kan oleh sekutu. Pada tahun lalu, latihan gabungan yang dilakukan oleh kedua negara ini dilakukan oleh sekitar 17 ribu tentara AS dan lebih dari 300 ribu warga Korsel.

Mattis menyambut baik penandatanganan kesepakatan ini. Kesepakatan itu dilakukan untuk melakukan pengamanan terhadap sistem pertahanan rudal di Korsel, yang dikenal dengan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD).

Dilain pihak, pada hari yang sama, diberitakan oleh kantor berita resmi Korut, KCNA, bahwa Kim Jong-un, Presiden Korut, melakukan pemeriksaan terhadap markas unit militer terbesar di negaranya, lalu menerbitkan sebuah panduan untuk meningkatkan kesiapan pasukan tempur pasukannya.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini