Raja Arab Saudi Akan Datang ke Indonesia Bahas Investasi, Terutama Minyak.

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com, Jakarta – Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulazizs Al Saud direncanakan akan datang pada tanggal 1-9 Maret. Hal ini dikarenakan Salman akan memenuhi undangan Presiden Joko Widodo untuk membahas soal investasi Arab Saudi yang ada di Indonesia.

Informasi tersebut diperoleh dari ketua Komisi VI DPR RI, Inas N. Zubir, yang menerangkan bahwa program Presiden Joko Widodo di sektor pengilangan minyak minyak, perumahan murah dan pariwisata mendapat perhatian dari Arab Saudi, terutama dalam sektor pengilangan minyak yang dalam kurun waktu 10 tahun terakhir telah terabaikan.

Dalam hal ini Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kepada Pertamina untuk melakukan revitalisasi dan mambangun kilang baru.

Untuk itu Pertamina melaksanakannya dalam road map Grass Root Refinery (GRR) dan Refinery Development  Master Plan (RDMP).

Investasi yang diperlukan untuk itu (RDMP) masing-masing di Balik Papan adalah sebesar US$ 4,6 miliar, Cilacap sebesar US$ 5 miliar. Dan GRR untuk Bontang sebesar US$ 14 miliar dan Tuban US$ 14 miliar.

Berdasarkan keterangan Inas N. Zubir, bahwa perusahaan Rosneft yang dominasi sahamnya dimiliki oleh Rusia telah menggeser perusahaan minyak Saudi Aramco milik Arab Saudi dari GRR Tuban.

Saudi Aramco juga menjadi investor di RDMP Cilacap, dimana JV Agreement RDMP Cilacap sudah ditanda tangani di bulan november 2016 yang lalu,  namun diprotes oleh Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).

Inas menjelaskan, seperti dilansir rmol.co, Sabtu (28/1), “Pasalnya adalah, dalam JV Agreement tersebut tampak benar bahwa Saudi Aramco memperoleh keuntungan yang lebih besar ketimbang Pertamina”.

Berdasarkan informasi yang diperloleh bahwa isu terkait investasi Arab Saudi tersebut sedang dalam pembahasan. “Isu tentang GRR Tuban dan RDMP Cilacap tersebut diperkirakan akan menjadi topik utama pembicaraan Pangeran Salman dengan Jokowi. RDMP Balikpapan dan GRR Bontang juga seksi untuk dibicarakan oleh kedua kepala negara, asalkan Indonesia tidak menjadi sapi perahan Saudi Arabia,” demikian Inas.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini