Tolak Memakai Jilbab, Pecatur Dunia Ini Boikot Kompetisi Catur Dunia di Iran

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Joni Purba

MUDANews.com, Iran/Rusia – Seorang pecatur dunia asal Rusia bernama Nazi Paikidze-Barnes melakukan protes dan memboikot Kejuaraan Catur Dunia yang akan diadakan di Iran.

Pasalnya, wanita berusia 22 tahun ini menganggap bahwa Iran tidak pantas dijadikan tuan rumah atas terselenggaranya kompetisi catur internasional itu.

Ia menilai demikian karena Iran dianggap sebagai negara yang mengungkung kebebasan wanita dengan menerapkan kebijakan untuk mengharuskan semua wanita untuk memakai jilbab.

“Saya pikir Iran tidak layak menjadi tuan rumah kejuaraan dunia catur perempuan, karena di negara itu perempuan tidak memiliki hak-hak dasar dan mereka diperlakukan sebagai warga kelas dua,” katanya seperti dilansir bbc.com

Nazi mengatakan dia tidak akan mengenakan jilbab, karena dia menilai bahwa jilbab adalah salah satu bentuk dukungan terhadap penindasan hak kaum perempuan.

Untuk menunjukkan keseriusannya, Dia telah membuat petisi agar asosiasi catur dunia memindahkan lokasi kejuaraan ke negara lain atau membuatnya opsional bagi perempuan untuk menutupi kepala mereka.

Kejuaraan catur ini sendiri akan diselenggarakan tahun depan dengan Iran sebagai tuan rumah.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Federasi catur dunia (FIDE), mengatakan Iran merupakan satu-satunya negara yang telah mengajukan proposal sebagai tuan rumah dan tidak ada negara anggota lainnya yang menyatakan keberatan.

“Tidak ada keluhan dari pemain atau pejabat dan semua orang menghormati hukum suatu negara, termasuk persyaratan soal pakaian,” demikian FIDE dalam keterangan resminya.

Gerakan wanita ini tidak mendapatka banyak dukungan. Beberapa pecatur lain mengatakan bahwa hal ini seharusnya tidak perlu dilakukan karena akan merusak promosi kejuaraan catur dunia wanita di kalangan pecatur wanita Iran.

“Kejuaraan itu akan menjadi yang momen olah raga terbesar bagi kaum perempuan di Iran yang pernah saya lihat. Di masa lalu, kami belum bisa menjadi tuan rumah setiap kejuaraan dunia di bidang olahraga lainnya untuk kaum perempuan,” kata Mitra Hejazipour, seorang grandmaster berusia 23 tahun dari Teheran.[jo]

 

- Advertisement -

Berita Terkini