Ini Alasan Mengapa Kerjasama TNI dan Militer Australia Dibekukan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Joni Purba

MUDANews.com – Terkait tudingan tentang Australia yang ingin merekrut prajurit terbaik Tentara Nasional Indonesia (TNI), Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne menanggapinya dengan bantahan.

“Tidak. Bukan begitu masalahnyadan itu merupakan sesuatu yang tidak akan kami setujui tentunya,” bantah Payne kepada media Australia, ABC, sebagaimana dilansircnnindonesia.com.

Tuduhan langsung ini menjadi isu hangat ketika ABC menyiarkan kutipan video saat panglima Tentara Nasional Indonesia Gatot Nurmantyo menyampaikan pidatonya November lalau pada Kamis (5/1).

Selang satu hari setelah Payne mengonfirmasi bahwa TNI telah mengirimkan pemberitahuan penghentian sementara kerja sama dengan Pasukan Bersenjata Australia (ADF), cuplikan video yang berisi pidato Panglima TNI tersebut langsung tersebar oleh media Australia, ABC.

Menteri Pertahanan Payne menegaskan bahwa Australia akan segera menangani dan melakukan penyelidikan terhadap kasus yang mengakibatkan terhentinya hubungan kerja sama militer antara TNI dan ADF ini.

Kuat dugaan bahwa putusnya hubungan kerja sama militer ini diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah permasalahan penghinaan di dalam kelas pengajaran yang menyebut permasalahan Kopassus.

“Pertama, soal penghinaan di kelas yang menyebut Kopassus,”  kata Direktur Eksekutif Institute for Defence, Security, and Peace Studies (IDSPS), Mufti Makaarim pada Kamis (5/1).

Mufti menjelaskan bahwa seorang staf pengajar bahasa dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menemukan materi kelas yang menyinggung TNI dengan menyebut mantan Komandan RPKAD Letjen (Purn) Sarwo Edhi Wibowo terlibat pembunuhan massal.

Dalam materi tersebut juga ditemukan pengajaran yang menyinggung permasalahan diskursus politik terkait penugasan TNI Di Papua.

Kemudian salah seorang staf pengajar tersebut juga menemukan tulisan yang menghina lambang Negara Indonesia, Pancasila, dengan memelintir kata ‘pancasila’ menjadi ‘pancagila’.

Hal tersebut juga mendapat penegasan dari Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, yang membenarkan bahwa adanya pelecehan terhadap Indonesia dan Ideologi Pancasila yang membuat hubungan kerja sama ini terputus

Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa oknum yang melakukan pelecehan tersebut telah mendapatkan sanksi dari ADF. Menteri Pertahanan Australia juga mengonfirmasi bahwa pihaknya akan menyelidiki secara serius terkait materi yang terdapat dalam materi pengajaran pada fasilitas pelatihan bahasa Angkatan Darat Australia yang diduga menghina Indonesia dan Pancasila itu.

“Kepala Angkatan Pertahanan Australia, Air Chief Marshal Mark Binskin, telah melayangkan surat kepada mitranya dari Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo, bahwa persoalan ini akan ditangani secara serius dan kami akan menginvestigasi masalah yang mengemuka,” ungkap Payne dalam pernyataan resminya.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini