Bergulat Tanpa Busana “Setya Novanto”

Bergulat Tanpa Busana
Setya Novanto

Oleh: Imam Rinaldi Nasution

MudaNews.com – Indonesia merupakan Negara Bagi semua orang, bukan berarti Negara yang seenaknya saja diperlakukan setiap orang Negara yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai idiologi “Pancasila”. Disaat Negara dalam kondisi tidak stabil baik dari segi ekonomi, sosial, politik hingga budaya seharusnya disinilah peran para elit pemerintahan dibutuhkan agar situasi ini menjadi lebih baik tertata kembali dengan sesuai peraturan yang ada dan sesuai amanat UUD 1945.

Memang tidak mudah merubah suatu negara yang begitu kompleks permasalahnnya tapi setidaknya jangan lagi memperkeruh keadaan. Rakyat Kecil menaruh harapan untuk kehidupan yang lebih layak kepada para wakilnya di Senayan sana. Tahun demi Tahun berganti begitu juga bulan bahkan prilaku-prilaku manusiapun berubah. Disadari memang ketika saya berkata “Negeri Para Penipu” itulah realitanya, bertaburan retorika-retorika politik seakan-akan dialah yang paling hebat.

Saya masih mengingat ketika perseteruan pemilihan pimpinan DPR RI karena masih ada ketegangan antara kubu KIH dab KMP walaupun pada saat sekarang ini sudah hilang diterbangkan oleh angin-angin surga politik Negeri ini. Pimpinan DPR RI selaku Ketua DPR RI terpilih Bapak Setya Novanto yang sekarang ketua umum partai golkar. Beliau memang pintar “menjual diri” di lembaga pemerintahan yang suci ini, tidak lama masa kepemimpinan beliau terjerat kasus pencatutan nama papa minta saham lagi-lagi Freeport “benalu”. Panggilan-panggilan hukum pun terus menghampiri ketua umum golkar itu sampai di akhir persidangan Setya Novanto mengundurkan diri dari ketua DPR RI. Adanya kejanggalan:

  • Pertama pencatutan nama orang nomor satu di Republik ini Presiden Ir.Jokowidodo serta Wakil Presiden Jusuf kalla, wah terdengar miris hal yang seperti ini. Harapan baru telah sirna.
  • Kedua lamanya proses penyelesaian kasus ini kenapa karena MKD, Rakyat meminta Setya Novanto mengundurkan diri dari jabatannya ternyata itu tidak menjadi masalah baginya sampai belum dapat kepastian akan kasus dia ini karena masih ingin duduk di kursi panas Ketua DPR RI.
  • Tiga setelah sudah mulai memasuki Tahap Akhir penyelesaian kasusnya Setya Novanto malah mengundurkan diri.

Ada beberapa kemungkinan yang pertama takut terbongkar apa maksud dari kasus papa minta saham, yang kedua strategi elit politik supaya kasus ini langsung bungkam. Ternyata betul, berselang 1 minggu sesudah mengundurkan diri kasus papa minta saham diam begitu saja dengan bahasa-bahasa Setya Novanto sudah mengundurkan diri. Ketua DPR RI kemudian di gantikan oleh Ade Komaruddin akrap disapa Akom sedangkan Setya Novanto menjadi ketua fraksi Golkar DPR RI dan ini bukan posisi sembarangan posisi yang sangat strategis, masih startegi elit pemerintah ini menghilangkan nilai moral wakil rakyat.

Suatu pertanyaan, Setya Novanto Ini sebenarnya siapa? Rupanya cuma anggota DPR RI, selain itu? Setelah terpilihnya kembali Setya Novanto menjadi ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Luar Biasa lebih dari 1 bulan dengan arogansi kekuatan partai politik yang dipimpinnya haruslah kembali memegang tampuk kekuasaan wakil rakyat di republik ini dan memang kejadian, apa mau dikata! Setya Novanto kembali menjadi Ketua DPR RI menggantikan Akom yang mengatakan bahwasanya akom adalah pejabat sementara setelah Setya Novanto selesai masalahnya baru akan kembali diganti, bukan  karena Setya Novanto orang hebat dan ketua umum partai besar yaitu partai golkar. Siapa sebenarnya Setya Novanto itu?

Saat ini rakyat dihebohkan dengan kasus PT.Freeport dengan Menteri ESDM Ignasius Johan yang bersitegang karena Freeport keberatan dengan perubahan Nota Kesepakatan dengan Pemerintah Indonesia dan spontan ditanggapi Luhut Binsar Panjaitan selaku Menko Kemaritiman dan Ignasius Johan Menteri ESDM yang saya pikir mereka itu terlalu berlebihan. Kita lihat saja bagaimana hasilnya tetap asing yang memegang Sahamnya walaupun bukan Amerika lagi. Kemudian Kasus E-KTP, kasus  merugikan negara dengn nilai triliunan. Lagi-lagi Ketua DPR RI Setya Novanto terlibat, ini berdasarkan data dari KPK, karena KPK tidak akan berani sembarangan menyebutkan nama karena tidak ada bukti yang kuat. Betapa mirisnya melihat elit politik hari ini seakan-seakan tidak pandai bergulat dengan memakai busana, tapi bergulat tanpa busana dan masyarakat bisa melihatnya, melihat elit politik telanjang dalam menjalankan tugasnya. Kira-kira bagaimana penegak hukum menyelesaikan kasus ini? Semoga yang terpercaya menghadirkan yang terbaik di mata rakyat Indonesia. Ketika para elit politik sudah hilang moralnya, maka siapa lagi yang akan memperbaiki negara ini karena rakyat menaruh harapan kepada para wakilnya dipemerintahan.

Jika seseorang ingin membuat perbedaan dalam kehidupan orang lain orang tersebut harus terlebih dahulu memeriksa hatinya apakah sudah benar-benar berkomitmen (Maxwell).

Penulis merupakan pengurus HMI Cabang Medan dan Sekretaris SAPA Sumut