Indonesia dan Problem Kebangsaan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Arief Rusyidi

MUDANews.com – Indonesia adalah sebuah Negara yang masyarakatnya terdiri dari banyak etnis atau sering disebut dengan multi etnis, namun perbedaan ini tidak menjadi penghalang bagi Indonesia merdeka dengan, landasan  senasip sepenanggungan sebagai sebuah bangsa yang di jajah dan tertindas yang ingin merasakan kebebasan dalam menentukan nasipnya sendiri, dengan kesamaan nasip tersebut maka kaum-kaum muda nusantara melepaskan embel-embel kedaerahannya untuk sebuah perjuagan Indonesia merdeka, kemilitansian dari kaum tua dan muda  berelaborasi dalam  pemikir dan gerak untuk bebas dari colonial/imprealis Belanda dan Jepang sangat progress dalam perjuagan Indonesia merdeka.

Namun pada saat sekarang ini dekadensi moral yang terus terasa hingga detik ini seolah tidak terbendung, dilihat dari hirarki tertinggi hingga terandah menghendakaki Indonesia terperuk dalam urang kegelapan baik itu dari si tua dan si muda seakan mengaminkan output yang akan terjadi dari masalah dekadensi moral tersebut. Kehidupan berbangsa yang barbar dan hedonis sangat memilukan akibat dari system demokrasi yang kebablasan, perlu ditekankan bahwa Indonesia menganut system demokrasi pancasila  yang sanagat mengedepankan nilai-nilai etika dan moral, bukan demokrasi liberal yang bebas antaberantah.

Keadaan yang seperti kita rasakan sekarang bukanlah yang dicita-citankan oleh bapak kebangsaan kita, seperti Soekarno, Hatta, Syahrir dan tidak lupa adalah Tanmalaka. Jika kita simpulkan semua tokoh yang saya sebutkan diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan harkat hartabat Bangsa Indonesia. Pertanyaannya apakah Indonesia teleh menjadi bangsa yang bermartabat? Melihat dari realita yang ada, dapat disimpulkan bangsa kita belum mendapat kebanggaan sebagai bangsa yang bermartabat. Sukarno, Hatta dan yang lainnya telah jelas memberikan peta kemana arah Negara ini akan berlabuh, dan semua cita-cita itu telah di manfestasikan dalam bentuk dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945.

Indonesia adalah sebuah harapan besar  dari para pejuang kemerdekaan bangsa, untuk menjadi sebuah Negara yang berdaulat,  Adil dan makmur bagi seluruh ratyat Indonesia. Indonesia telah merdeka pada tahun 1945, namun perjuagan belum lah usai maka dari itu harus adanya regenerasi tokoh untuk mengujutkan cita-cita bangsa Indonesia, namun dekadensi moral yang terus merosok akibat dari banyak hal di antaranya, globalisasi yang tidak terhindarkan dan bangsa ini lebih banyak merakan ketidak baikkan dari globalisali tersebut, kemudahan-kemudahan yang dirasakan mengakibatkan para anak Bangsa terbuai dengan kemalasan,  pembudayaan barat yang berhasil menghegemoni anak-anak Bangsa dengan budaya yang tidak senonoh dan tidak bermoral jika tolok ukurnya adalah budaya timur, budaya kebarat-baratan, peniruanya hanya sebatas dari berbusana dan gaya hidup yang mengutakan kemewahan,dan pada akhirnya mengunakan segala cara untuk mendapatkannya.  Namun peniruannya tidak dari kebudayaan akademis, pembangunan, ekonomi yang makmur,keteraturan dan lain sebagainya.

Pada saat sekarang ini bangsa ini tidak mempunyai tokoh panutan yang sangat pantas menjadi suri tauladan bagi seluruh rakyat, kita merindukan tokoh-kotoh seperti, Sukarno, Hatta, syahrir, Tanmalaka, Gusdur, Habibi,Nurcholis Majit, , terlahir kembali dengan panji Nasionalis yang mengutakan kepentikan Bangsa di atas segala-galanya. Bangsa ini merindukan sosok seperti biliau-beliau. Dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia sangat ironis kita melihat dari besarnya jumlah penduduk Indonesia tidak terlahir sosok-sosok besar. jika dilihat dari  system pendidikan yang sudah sangat jauh berkembang dari zaman sebelum kemerdekaan.  sangagat tidak lazim jika menurun pula kwalitas manusianya. Ini merupakan sebuah pekerjaan rumah yang besar bagi kita bersama. Karena Bangsa yang besar bukanlah bangsa yang hanya kaya akan sumber daya alamnya melainkan juga dari sumberdaya manusianya.

Masalah yang selanjutnya yang di hadapi oleh bangsa ini adalah ketidak jelasan prioritas dari mau Negara ini, apakah Negara ini akan menjadi sebuah Negara industry atau menjadi Negara argraria atau Negara maritim, kebimbangan-kebimbangan yang terus terjadi membuat Negara ini terkatung-katung tidak mempunyai peta yang jelas untuk menuju sebuah Negara besar. Inggris sudah lama berkembang dengan industry melalui revolusi industry, Singapore sngat jelas terlihat menjadi Negara perdangangan namun kita sebagai Negara apa?. Setelah dihapuskannya GBHN (Garis Besar Haluan Negara) yang di ganti dengan berdasarkan dari visi-misi dari calon presiden dan wakil  terpilih dengan mengklasifikasikan jangka waktu yaitu jangka pendek, menengah panjang. Permasalahannya seperti ini. Masa jabatan presiden hanyalah 5 tahun dan dapat di perpanjang dengan jabatan yang sama 1 priode, berarti maksimal masa jabatan presiden adalah 10 tahun jika terpilih kembali dalam priode berikutnya, dengan jabatan yang sepuluh tahun secara kehidupan bernegara tidak akan mendapat hasil yang lumayan besar apa lagi untuk mengujutkan prioritas jangka panjang. sungguh Ini  merupakan masalah yang harus segera diselesaikan supaya Negara ini mempunyai peta yang jelas untuk mencapai kebesaranya dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari  beberapa masalah yang telah di paparkan dalam tulisan yang singkat ini. Ini sebuah tantangan berat bagi kita selaku anak muda yang akan meneruskan perjuagan para pahlawan, para pejuang untuk memberikan solusi-solusi dan pengimplementasian terbaik dari masalah yang ada. Pada saat sekarang tidak ada alasan untuk kita pesimis untuk kita bisa bangkit menjadi Negara besar. Karna saya berkeyakinan bangsa Indonesia adalah bangsa penuh yang generasi  muda yang revolusioner dalam berpikir dan bertindak. Ayo bangkit dan semangat, salam revolusi mental!!!

Penulis adalah seorang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polotik Universitas Medan Area dan Kader Himpunan Mahasiswa Islam

- Advertisement -

Berita Terkini