Begini Tindakan Rumah Sakit Menolong Pasien Bunuh Diri

Meski Sudah Sedikit Membaik, Siswa SMK Ini Masih Muntah Darah
Amelia siswi SMK Negeri 3 Kota Padang Sidempuan yang nekat melakukan percobaan bunuh diri saat mendapat perawatan intensif di RSUD Kota Padang Sidempuan

Laporan : Indra

MudaNews.com, Padang Sidempuan (Sumut) – Amelia Nasution siswi SMK Negeri 3 Kota Padang Sidempuan yang mencoba melakukan aksi bunuh diri dengan cara meminum racun tanaman hingga saat ini mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang Sidempuan. Namun, tahukan anda apa yang dilakukan pihak rumah sakit untuk mengeluarkan racun dari tubuh Amel? Berikut ulasannya.

Kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Kepala IGD RSUD Kota Padang Sidempuan, dr Siti Wahyuni mengatakan, saat Amelia masuk ke rumah sakit tersebut kondisinya dalam keadaan sadar, Sabtu (1/4). Namun, saat itu Amel tampak lemas dan temannya yang membawanya menyebutkan kalau pasien tersebut telah meminum racun tanaman.

Mendengar pernyataan temannya tersebut, pihak rumah sakit pun segera tanggap dan berusaha mengeluarkan racun dari tubuh Amel dengan cara detox. “Pasien masuk dalam keadaan sadar dengan keluhan minum racun rumput. Jadi, penanganan kita kalau pasien minum racun tersebut kita melakukan detoxifikasi untuk mengeluarkan racunnya,” tungkasnya, Rabu (5/4).

Lebih lanjut, beber Siti, pihaknya melakukan pemasangan selang melalui saluran cerna untuk mengeluarkan racun tersebut. Proses pengeluaran tersebut dilakukan sampai benar-benar racun tersebut keluar dari lambung.

“Proses pemasangan selang melalui saluran cerna tersebut disebut dengan kumbah lambung. Dan itu kita lakukan sampai bersih,” akunya.

Saat melakukan kumbah lambung tersebut, pihak medis berhasil mengeluarkan kumpalan cairan berwana biru dari tubuh pasien yang merupakan racun tanaman. “Saat kumbah lambung itu, ada kumpalan cairan warna biru yang keluar dari tubuh pasien dengan aroma bau busuk. Kumpalan itulah, merupakan racun tersebut,” tungkasnya.

Selain melakukan kumbah lambung tersebut, tambah Siti, pihaknya juga memberikan pasien obat penawar racun yang disebut dengan antidotum selama 24 jam. Kemudian, pihak medis pun melakuan resusitasi cairan dengan cara memasang infus pada tubuh pasien.

“Disamping itu juga, kita memasang kateter untuk mengetahui saluran urinenya. Dan hingga saat ini pasien masih mendapat perawatan medis,” pungkasnya.[rd]