Dua Pasang Bayi Kembar Siam Dirujuk Ke RSUP H Adam Malik

Breaking News

- Advertisement -
Laporan : Yogoy
MUDANews, Medan (Sumut) – Dua pasang bayi kembar siam di rujuk ke RSUP H Adam Malik Medan. Bayi pertama dempet di bagian perut hingga bagian tulang belakang. Sedangkan satunya dempet di bagian kepala dalam satu badan.
“Bayi pertama berjenis kelamin perempuan anak dari orangtua berinisial A lahir di Kisaran, 24 Maret lalu. Sedangkan bayi kedua berjenis kelamin laki-laki anak dari orangtuanya yang berinisial D lahir di Binjai, 28 Maret 2016,” jelas Sekretaris tim penanganan bayi kembar siam, dr Rizki Adriansyah SpAK di RSUP H Adam Malik Medan, Kamis (30/3/2017).
Dua pasang bayi kembar siam itu kini mendapat perawatan medis di Ruang Rawat Inap Anak Rindu B Perinatologi RSUP H Adam Malik Medan. Bayi kembar siam pertama yang dempet di bagian perut kondisinya masih stabil. Dokter bilang masih memungkinkan untuk menjalani operasi pemisahan.
“Hanya saja terdapat lobang kecil di bagian jantung. Operasi pemisahan masih memungkinkan dengan tingkat keberhasilan 80 persen,” Pihak dokter masih menunggu kondisi bayi bisa optimal. “Namun kita menunggu hingga kondisi bayi optimal di usia 2 bulan hingga 1 tahun,” katanya.
Namun tidak seperti kondisi bayi kedua. Bayi yang dempet di kepala dengan satu badan lebih rumit. Meski punya dua jantung, salah satunya mengalami kelainan jantung bawaan. Bayi malang itu punya satu serambi dan satu bilik jantung. Sehingga sangat tidak memungkinkan untuk operasi pemisahan.
“Untuk kasus yang kedua ini, jika dioperasi, maka sulit untuk menyelamatkan bayinya. Saat ini kita periksa jantung dulu, karena kondisi jantungnya gawat. Kita belum tahu bagaimana usus dan hatinya. Katup jantungnya satu, padahal normalnya dua,” kata dr Rizki.
Tim dokter memutuskan tidak akan mengambil tindakan operasi pada kembar siam yang memiliki hanya satu badan. Bayi ini tidak mungkin dipisahkan walaupun masing-masing punya jantung dan tulang belakang. Bahkan untuk kasus yang seperti ini sangat jarang bertahan.
Ia menerangkan bahwa bayi yang kedua bisa bertahan sampai dewasa tetap dengan kondisi itu. Karena bila dilakukan pemisahan, sangat tidak etis menyelamatkan satu nyawa hanya untuk menyelamatkan satu bayi lainnya.
“Secara umum, tim dipimpin seluruh dokter senior. Semua tenaga ahli yang dibutuhkan tersedia di rumah sakit ini. Kasus bayi kembar siam ini termasuk jarang bertahan. Semua manusia berhak hidup, tentu kita tetap berikan pelayanan optimal. Apapun kasusnya yang paling sulit kita terima,” tandasnya.[ rd ]
- Advertisement -

Berita Terkini