Kesal! Cerita Tentang Angkot yang ‘Ugal-Ugalan’ di Jalan Raya

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Aulia Alfandry

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Sepertinya edukasi tentang tata tertib berlalulintas belum atau bahkan sama sekali tidak menyentuh masyarakat Kota Medan. Hal ini terlihat dari setiap jalan raya di Kota Medan yang selalu saja banyak pelanggaran-pelanggaran rambu lalu lintas dan marka jalan, belum lagi persoalan penggunaan alat keselamatan berkendara (safety riding).

Prilaku buruk para pengendara Kota Medan, terutama angkutan kota (angkot) yang dikenal sebagai  raja jalanan di Kota Medan, jika diamati pada setiap jalan raya Kota Medan, dapat dikatakan bahwa sebagian besar pengemudi angkot adalah pengemudi yang paling minim kesadarannya terhadap keselamatan berlalu lintas. Bahkan sering kali membahayakan pengendara lain hingga terjadi kecelakaan.

Dalam penelusuran MUDANews.com, Sabtu (4/3) di Jalan Willem Iskandar tepatnya di simpang SPBU  Jalan Cemara, terlihat salah satu angkot berjalan dengan kecepatan tinggi pada persimpangan jalan. Kemungkinan hal ini dilakukan oleh sopir angkot tersebut karena mereka mengejar penumpang bahkan kadang berebut penumpang dengan sesama angkot lain.

Demikian disampaikan oleh Panjaitan, salah satu sopir angkot yang di wawancarai di salah satu pangkalan angkot.

“Maklum lah bang, namanya juga kejar setoran,” kata Panjaitan.

Menurutnya para sopir angkot juga kadang merasa tidak sabar menunggu antrean lampu merah. Sehingga mereka nekat menerobos lampu merah di jalan.

Ditambah lagi mereka juga sering berhenti mendadak di pinggir jalan untuk menurunkan atau menaikkan penumpang.

“Kadang kami berhenti mendadak itu karena penumpan bilangnya tiba-tiba aja, makannya kadang kami berhentinya secara tiba-tiba lah,” kilahnya.

Hal ini dinilai akibat dari kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan dalam memantau angkotan umum.

“Tidak ada mereka menegur kami, kadang lewat aja lah kalau ada mereka, ngapain pulak kami berhenti,” sambung dia.

Rahim, salah seorang pengendara juga merasa resah dengan tingkah laku sopir angkot yang kerap ugal-ugalan di jalan raya.

“Kadang takut bercampur kesal juga kalau jalan di depan atau di belakang angkot. Kalau di belakangnya, angkot sering berhenti mendadak, kalau di depannya takut ditabrak, karena mereka suka kebut-kebutan. Apa lagi kalau di lampu merah, suka kali mereka lewat aja. Kalaupun berhenti pasti berhentinya di tengah persimpangan. Kan susah orang lain yang mau jalan,” ungkap Rahim kesal.

Angkutan umum terutama angkot sudah menjadi sarana transportasi umum yang sampai saat ini masih digunakan oleh sebagian masyarakat Kota Medan sejak lama. Namun sebagian besar sopir angkot di Kota Medan sepertinya tidak terlalu mementingkan keselamatan dan kenyamanan antar sesama pengendara maupun penumpangnya.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini